Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harap-harap Cemas di Lokasi Ledakan Sumur Minyak

Kompas.com - 07/05/2018, 14:50 WIB
Masriadi ,
Caroline Damanik

Tim Redaksi

ACEH TIMUR, KOMPAS.com – Masih terekam jelas diingatan Jamaluddin, peristiwa ledakan sumur minyak ilegal di Desa Pasir Putih, Kecamatan Rantau Peureulak, Kabupaten Aceh Timur, 11 hari lalu. Peristiwa itu seakan tertanam lekat di ingatannya.

Sesekali, rasa khawatir muncul tiba-tiba. Apalagi, jika ada kabar beredar bahwa bau gas menyebar di kawasan desa itu.

“Iya, masih trauma. Misalnya ada kabar bau gas. Saya telepon istri, misalnya ndak diangkat, pasti saya akan lari ke rumah, melihat mereka, bagaimana kondisinya, begitu seterusnya. Ini masih menjadi trauma bagi kami semua,” ungkap Jamal yang juga Sekretaris Desa Pasir Putih, kepada Kompas.com, Sabtu (5/5/2018).

Baca juga : Korban Ledakan Sumur Minyak di Aceh Timur Jadi 23 Orang

Rekam kecemasan itu menjadi pemandangan umum bagi warga di lokasi ledakan sumur minyak itu. Karena itu pula, hingga saat ini warga masih mengungsi ke rumah keluarga di desa lain.

“Jumlah pengungsi saya belum tahu pasti. Mayoritas masih mengungsi ke rumah keluarganya yang jauh dari lokasi. Ini kami masih mendatanya,” ungkapnya.

Pada siang hari, warga biasanya kembali ke rumah. Hanya pada malam hari mereka mengungsi ke rumah keluarga di desa lain.

“Memastikan diri agar aman, sebegitu traumanya,” ungkap Jamal.

Lalu, pasca-kejadian, apa harapan warga?

“Sesuai harapan warga, kalau bisa sumur minyak ini jangan ditutup. Mungkin bisa ditata dalam formulasi Kube (Kelompok Usaha Bersama). Ini sumber pendapatan warga sini, tentu warga membutuhkannya untuk menjalankan hidup,” tuturnya.

Baca juga : Viral, Foto Spanduk Prabowo Salah Cetak Bergeraklah Merebut Kenangan

Dia menyebutkan, mayoritas warga tak memahami regulasi hukum soal penambangan minyak. Oleh karena itu, dia berharap, pemerintah bisa membantu.

Harapan itu, lanjut Jamaluddin, telah disampaikan ke Pemerintah Kabupaten Aceh Timur dan Pemerintah Provinsi Aceh.

“Daripada kami mengemis, baiknya kami bisa menghidupi keluarga dari hasil minyak ini. Mohon ini menjadi perhatian dan bantuan dari pemerintah,” ungkapnya.

Di sisi lain, Jamal mengaku beberapa keluarganya masih di rumah sakit. Dia berharap, bantuan untuk korban bukan terbatas saat masa panik saja, namun bisa berkelanjutan, semacam bantuan rumah dan penguatan ekonomi.

“Semoga ada solusi terbaik untuk masyarakat dari pemerintah,” ungkapnya.

Baca juga: Salah Cucu Saya Apa, Kenapa Nyawanya Diambil..."

Soal harapan warga agar pemerintah jangan menutup tambang minyak itu, Juru Bicara Pemerintah Aceh Wiramatdinata menyatakan Gubernur Aceh Irwandi Yusuf telah meminta Badan Pengelola Migas Aceh (BPMA) untuk menangani langsung.

“Soal tambang minyak Aceh Timur, Pak Gubernur mengarahkan penanganan ke BPMA. Mungkin bisa komunikasi ke BPMA,” pungkasnya.

Sebelumnya diberitakan, ledakan sumur minyak ilegal di Desa Pasir Putih, Kecamatan Rantau Peureulak, Kabupaten Aceh Timur terjadi pekan lalu. Sumur minyak itu beroperasi puluhan tahun dan menjadi sumber pendapatan warga.

 

Kompas TV Hingga kini, 6 korban luka akibat ledakan sumur minyak di Desa Pasi Putih, Aceh Timur, masih menjalani perawatan di Rumah Sakit Zubir Mahmud.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com