Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Novel Baswedan Mandek, Abraham Samad Sebut Itu Preseden Buruk

Kompas.com - 22/04/2018, 17:06 WIB
Aji YK Putra,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

PALEMBANG, KOMPAS.com — Kasus penganiayaan terhadap penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Novel Baswedan, hingga saat ini belum juga menemukan titik terang, siapa pelaku atas dalang penyiraman air keras tersebut.

Mantan Ketua KPK Abraham Samad menilai, kasus Novel yang tak kunjung terungkap menciptakan preseden buruk terhadap penyidikan yang dilakukan Polri lantaran sudah satu tahun lamanya kasus itu tak juga kunjung menemukan titik terang.

“Saya melihat kasus ini sudah lama, sudah berjalan satu tahun, dan terus berlarut tanpa kepastian siapa pelakunya. Ini preseden buruk kalau kasus Novel tak juga terungkap,” kata Abraham Samad di Palembang, Sumatera Selatan, Minggu (22/4/2018).

(Baca juga: Polri Yakin Terungkapnya Kasus Novel Baswedan Hanya Masalah Waktu)

Kasus kekerasan terhadap para pegawai KPK, menurut Abraham Samad, tidak hanya dialami Novel. Sebelum menjadi pimpinan di lembaga antirasuah itu, seorang pegawai KPK juga mengalami kekerasan setelah mobilnya ditabrak orang tak dikenal.

“Waktu itu masih pimpinannya Pak Busyro, kasus itu pun tak terungkap. Karena tak terungkap, jadi terulang lagi dan terus terjadi kepada KPK,” ujarnya.

Abraham Samad pun menyarankan kepada pimpinan KPK saat ini untuk membentuk tim pencari fakta dan berkomunikasi dengan pemerintah untuk mengungkap pelaku kekerasan terhadap Novel Baswedan.

“KPK dan pemerintah pasti tahu rumusannya, siapa saja yang masuk dalam tim pencari fakta. Mereka bisa merumuskannya,” kata Abraham.

Kompas TV KPK akan mengumumkan sanksi yang diberikan kepada Aris Budiman dan penyidik Novel Baswedan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com