Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Limbah Minyak Hitam Cemari Perairan Pulau Kubung

Kompas.com - 10/04/2018, 11:40 WIB
Hadi Maulana,
Reni Susanti

Tim Redaksi

BATAM, KOMPAS.com - Tumpahan limbah minyak hitam yang mencemari perairan Pulau Kubung Kelurahan Ngenang Kecamatan Nongsa, Batam, Kepulauan Riau (Kepri) meresahkan. Akibatnya, nelayan merugi karena tidak bisa melaut.

Belum diketahui asal-muasal limbah minyak hitam ini. Namun temuan ini sudah dilaporkan ke instansi terkait oleh masyarakat Pulau Kubung.

Bani (29), salah seorang warga Pulau Kubung kepada Kompas.com mengaku, pencemaran tumpahan limbah minyak hitam ini sudah terlihat sejak tiga hari lalu. Namun kemarin, tumpahan limbah tidak terlalu banyak.

"Saat ini sudah sangat meresahkan, bahkan kami tidak bisa menurunkan perahu untuk mencari ikan, karena menempel di badan perahu," kata Bani, Selasa (10/4/2018).

(Baca juga : Area Terdampak Tumpahan Minyak Teluk Balikpapan Capai 7.000 Hektar)

Bani berharap ada tindakan dari Pemerintah dan instansi terkait, karena keberadaan limbah minyak hitam ini sangat menggangu.

Sementara itu, Komandan Lanal Batam Kolonel Laut (E) Iwan Setiawan mengaku, Tim WFQR telah mengambil sampel limbah minyak tersebut. Tim akan mengecek untuk mengetahui jenis minyak serta guna penyelidikan lebih lanjut.

Lanal Batam juga telah memetakan lokasi atau wilayah rawan pencemaran limbah minyak, yang diakibatkan kapal-kapal yang membuang minyak bekas di wilayah kerja Lanal Batam. Salah satunya Perairan Kubung ini.

"Dugaan sementara berdasarkan pengecekan di lapangan, kemungkinan minyak tersebut limbah minyak bekas atau lensen kapal yang melaksanakan kegiatan pembersihan tangki kotor yang berada di OPL. Sehingga pada saat air pasang limbah minyak terbawa arus ke pantai," kata Iwan.

(Baca juga : Nelayan Tak Bisa Melaut, KKP Lakukan Mitigasi Tumpahan Minyak di Balikpapan)

Iwan mengaku, timnya sedang menyisir sekitar perairan Pulau Ngenang, Pulau Kasam, Pulau Todak, dan Bagan. Di lokasi tersebut limbah terlihat sudah sisa-sisanya saja.

"Dan di bagian tempat lain bahkan terlihat sudah tidak ada lagi limbah minyak yang dikeluhkan warga tersebut," jelasnya.

Kompas TV Video ini beredar di media sosial, Minggu (8/4) kemarin dan mendapat respon dari warganet.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com