Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sebelum Momen Imlek Selesai, Ini Pantangan bagi Warga Tionghoa

Kompas.com - 08/02/2018, 20:41 WIB
Labib Zamani,
Erwin Hutapea

Tim Redaksi

SOLO, KOMPAS.com - Sepekan menjelang perayaan tahun baru Imlek, masyarakat Tionghoa selalu melaksanakan tradisi bersih-bersih rumah. Kotoran seperti debu dan rumah laba-laba (sawang) tidak boleh langsung dibuang, tetapi dikumpulkan dalam satu tempat yang tidak kelihatan.

"Kalau dulu, mereka (warga Tionghoa) membuat perahu dari kertas kemudian kotoran itu dijadikan satu dalam satu tempat (perahu). Perahu yang berisi kotoran itu ditaruh di sudut rumah yang enggak kelihatan," kata pemerhati budaya Solo, Candra Halim, kepada Kompas.com di Solo, Jawa Tengah, Kamis (8/2/2018).

Warga Tionghoa memercayai bahwa jika kotoran tersebut langsung dibuang, sama saja membuang rezeki mereka. Maka dari itu, kata Halim, sebelum momentum Imlek selesai, kotoran itu dikumpulkan di sudut-sudut rumah.

Setelah momentum Imlek selesai, kotoran berupa debu dan sawang rumah yang dikumpulkan menjadi satu di perahu yang terbuat dari kertas lalu dilarung ke sungai. Sebab, dahulu keberadaan sungai selain menjadi sarana transportasi, juga sebagai sarana kegiatan bagi masyarakat.

"Setelah momentum Imlek selesai, kotoran itu mau dibuang ke mana saja silakan. Karena Imlek sudah selesai," paparnya.

Baca juga: Suasana Imlek Mulai Terasa di Pusat Perbelanjaan Depok

Halim menambahkan, warga Tionghoa yang mempunyai meja abu sembahyang leluhur (orangtua yang sudah meninggal dan dikremasi) selalu mengadakan upacara sembahyang. Upacara ini sebagai bentuk penghormatan kepada leluhur yang sudah meninggal.

"Upacara ini dilaksanakan sehari menjelang Imlek. Kemudian malam Imlek sekitar pukul 00.00 WIB sembahyang bersama di kelenteng. Setelah itu ada yang tidak tidur sampai pagi berharap dapat keberuntungan," jelas Candra Halim, petugas Humas Kelenteng Tien Kok Sie Solo.

Pada hari pertama Imlek, warga muda Tionghoa mendatangi anggota keluarganya yang lebih tua. Tujuannya adalah untuk bersilaturahim.

"Untuk hari kedua, orang-orang Tionghoa percaya Imlek-nya orang yang sudah meninggal. Jadi tabu bagi mereka kalau Imlek tanggal 2 bulan 1 Imlek itu datang ke rumah para sesepuh yang masih hidup. Mereka memilih berdiam di rumah dan tidak ada kegiatan," imbuhnya.

Baca juga: Perayaan Tahun Baru Imlek di Solo Tanpa Pesta Kembang Api

Kompas TV Jelang perayaan Tahun Baru Imlek ke-2569, para produsen barongsai di Semarang, Jawa Tengah, kebanjiran pesanan.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com