Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penembakan di Papua Tewaskan Warga, Polisi Telusuri Fakta Kejadian

Kompas.com - 14/12/2017, 20:00 WIB
Kontributor Wamena, John Roy Purba

Penulis

 

JAYAPURA, KOMPAS.com - Kepolisian Daerah Papua masih mencari fakta-fakta penembakan di Jalan Trans-Papua di Kecamatan Mugi, Kabupaten Nduga, yang mengakibatkan satu warga sipil tewas tertembak dan satu anggota TNI luka-luka, Selasa (12/12/2017).

Padahal, selama ini Kelompok Kriminal Seperatis Bersenjata (KKSB) diketahui selalu mengincar aparat TNI dan Pori. Namun, pada peristiwa Selasa lalu justru operator ekskavator bernama Yovicko Sondak (34) dikabarkan tewas tertembak.

Sedangkan satu anggota Denzipur 10/KYD bernama Prada Didimus Abindodifu NRP 31150602570795 yang diperbantukan untuk membangun Jalan Trans-Papua hanya mengalami luka-luka. 

"Fakta-fakta kejadian sedang kami cari. Saya tak tahu dan tak bisa menjawab," ungkap Kapolda Papua Irjen Pol Boy Rafli Amar kepada wartawan di sela apel kebangsaan di Lapangan Brimob Polda Papua, Kota Jayapura, Kamis (14/12/2017). 

Boy Rafli yang juga mantan Kapolda Banten itu mengatakan, tim telah dibentuk untuk melakukan investigasi di lokasi kejadian. 

"Saat ini anggota masih mengumpulkan bahan keterangan dan olah tempat kejadian perkara (TKP). Nanti semua bahan yang dikumpulkan anggota akan kami dalami," ujarnya. 

Kapolda menambahkan, saat ini juga Kapolres dan Dandim Jayawijaya masih melakukan pengejaran terhadap kelompok OTK yang membawa senjata api dan mengganggu aktivitas pembangunan di sana. 

"Jadi bukan sepanjang Jalan Trans-Papua yang mereka ganggu. Itu tak mungkin panjang sekali, tapi mereka hanya mengganggu jalannya pembangunan di daerah itu," tutur Boy Rafli yang pernah menjabat Kadiv Humas Mabes Polri.

Baca juga: Seorang Operator Jalan Trans Papua Tewas Ditembak Kelompok Bersenjata

Boy Rafli juga menuturkan, mereka ini bukan KKSB yang kabur dari wilayah Timika. 

"Siapa mereka, kami tak tahu. Tapi, mereka bukan dari Timika. Hanya saja, memang mereka ini yang menguasai Kabupaten Jayawijaya dan kabupaten sekitarnya, " tuturnya. 

Sebelumnya, Kapendam XVII/Cendrawasih Kolonel Inf Muhamad Aidi mengungkapkan, kronologi kejadian itu ketika pelaksana tugas Jalan Trans-Papua di Km 114 berangkat melaksanakan pekerjaan sesuai dengan tugas masing-masing.

Lalu Prada Didimus bersama salah seorang masyarakat sipil bernama Viko berangkat menuju Kali Mugi Km 112, dengan menggunakan ekskavator untuk mengambil BBM.

“Usai mengisi BBM, ekskavator yang mereka gunakan mengalami kerusakan dan diperbaiki oleh personel dari Distrik Yal. Kemudian para pekerja pembangunan jalan kembali ke posko dengan berjalan kaki. Namun, ketika mereka mendekati SMP Mugi dengan keadaan cuaca pada saat itu hujan, dihadang oleh KKSB yang berjumlah 16 orang dengan menggunakan senjata api,” ungkap Aidi, Rabu (13/12/2017).

Kalah jumlah personel, ungkap Kapendam, Prada Didimus tak bisa berbuat apa-apa. Bahkan kepalanya ditodong pistol dan senjata miliknya yang direbut. 

“Saat itu KKSB langsung menendang dan membuangnya ke jurang sampai pingsan. Sementara Vicko ditodong dengan menggunakan senjata AK dan diseret ke hutan, hingga akhirnya ditemukan tewas,” jelas Aidi.

Peristiwa yang mereka alami baru diketahui sekitar pukul 19.30 WIT, lanjut Aidi. Prada Didimus siuman dan berusaha kembali ke camp dalam keadaan kaki kanan patah dengan jarak sekitar 2 km setelah sempat pingsan di jurang.

“Jadi, kejadian ini baru diketahui ketika Prada Didimus sampai ke camp sekitar pukul 20.30 WIT. Setelah mendapat laporan, satgas TNI yang ada di sana langsung melakukan penyisiran dan pencarian terhadap Vicko. Saat ditemukan. korban sudah meninggal dengan kondisi kepala tertusuk benda tajam dan luka tembakan di bagian kepala,” paparnya.

 

Kompas TV Dalam insiden ini, Kasatgas Amole AKBP Soeroso dan dua orang anggota kepolisian lainnya selamat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com