Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Seorang Operator Jalan Trans Papua Tewas Ditembak Kelompok Bersenjata

Kompas.com - 13/12/2017, 14:26 WIB
Kontributor Wamena, John Roy Purba

Penulis

JAYAPURA, KOMPAS.com – Kelompok Kriminal Seperatis Bersenjata (KKSB) kembali melakukan serangkaian aksi teror. Kali ini mereka menggangu pembangunan Jalan Trans Papua yang berada di wilayah Kecamatan Mugi, Kabupaten Nduga, Selasa (12/12/2017).

Satu orang operator excavator bernama Yovicko Sondak (34) tewas tertembak dan satu anggota Denzipur 10/KYD bernama Prada Didimus Abindodifu NRP 31150602570795 yang diperbantukan untuk membangun Jalan Trans Papua mengalami luka-luka.

Kapendam XVII/Cendrawasih, Kolonel Inf Muhamad Aidi mengungkapkan, kejadian bermula ketika pelaksana tugas Jalan Trans Papua di KM 114 berangkat melaksanakan pekerjaan sesuai dengan tugas masing-masing.

Lalu Prada Didimus bersama salah seorang masyarakat sipil bernama Viko berangkat menuju kali Mugi KM 112 dengan menggunakan exavator untuk mengambil BBM.

(Baca juga : Polri dan TNI Berhasil Evakuasi 345 Sandera Kelompok Bersenjata di Papua )

“Usai mengisi BBM, excavator yang mereka gunakan mengalami kerusakan dan diperbaiki oleh personel dari Distrik Yal. Kemudian para pekerja pembangunan jalan kembali ke posko dengan berjalan kaki," ungkap Aidi, Rabu (13/12/2017).

"Namun, ketika mereka mendekati SMP Mugi dengan keadaan cuaca pada saat itu hujan, dihadang oleh KKSB yang berjumlah 16 orang dengan menggunakan senjata api,” tambahnya.

Kalah jumlah personel, Prada Didimus tak bisa berbuat apa-apa. Bahkan kepalanya ditodong dengan mengunakan pistol. Senjata milik Prada Didimus pun direbut.

“Saat itu Kelompok KKSB langsung menendang dan membuangnya ke jurang sampai pingsan. Sementara Vicko ditodong dengan menggunakan senjata AK dan diseret ke hutan hingga akhirnya ditemukan tewas,” jelas Aidi

Sekitar pukul 19.30 WIT, Prada Didimus siuman dan berusaha kembali ke camp. Ia menempuh perjalanan 2 kilometer dengan kondisi kaki kanan patah. 

“Jadi, kejadian ini baru diketahui ketika Prada Didimus sampai ke camp sekitar pukul 20.30 WIT. Setelah mendapat laporan, satgas TNI yang ada di sana langsung melakukan penyisiran dan pencarian terhadap Vicko. Saat ditemukan korban sudah meninggal dengan kondisi kepala tertusuk benda tajam dan luka tembakan di bagian kepala,” paparnya.

(Baca juga : Berikut Kejahatan Kelompok Bersenjata di Tembagapura Sejak Agustus 2017 )

Aidi menerangkan, saat ini jenazah Vicko dan Prada Didimus sudah di terbangkan ke Rumah Sakit Umum Daerah Wamena (RSUD) dengan menggunakan Heli Jenis Evilif Asian One PK-1 TA.

“Korban meninggal dunia saat ini disemayamkan di kamar jenazah RSUD Wamena dan rencananya akan diterbangkan ke rumah duka di Manado. Sedangkan Prada Didimus akan dievakuasi menuju Jayapura untuk mendapat penanganan medis lebih lanjut,” paparnya.

Motif Kelompok KKSB, sambung Aidi, yakni melakukan penyerangan, guna menghentikan pembangunan Jalan Trans Papua. Setelah itu, mereka akan menyalahkan pemerintah karena tidak ada pembangunan di Papua.

“KKSB kerap mengganggu jalannya pembangunan di Papua. Kemudian, mereka membuat isu tak ada pembangunan di Papua dan kemudian berkampanye untuk Papua Merdeka,” ucapnya.

Saat ini, pihaknya terus mengejar Kelompok KKSB yang berada di wilayah Nduga. “Kami masih selidiki ini dari kelompok mana. Sedangkan, pembangunan akan terus berjalan semana mestinya direncanakan oleh pemerintah,” pungkasnya.

Kompas TV Dalam insiden ini, Kasatgas Amole AKBP Soeroso dan dua orang anggota kepolisian lainnya selamat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com