Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Belum Dibagikan, Bantuan untuk Nelayan di Sebatik Banyak yang Rusak

Kompas.com - 30/11/2017, 11:00 WIB
Sukoco

Penulis

NUNUKAN, KOMPAS.comBantuan waring, alat penangkap ikan, dan genset bagi nelayan bagan di perairan perbatasan Ambalat, Kecamatan Sebatik, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara, dilaporkan rusak sebelum dibagikan.

Ketua Koordinator Nelayan Bagan, Sebatik, Kabupaten Nunukan, Kadir mengatakan, bantuan 100 waring yang disimpan di rumahnya mulai rusak dimakan tikus karena belum ada perintah dari Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Kalimantan Utara untuk dibagikan kepada nelayan.

“Yang di bawah dimakan tikus, di atasnya aman-aman saja. Maksudnya, anggota itu tanya kapan dibagikan? Saya juga enggak berani membagikan kalau tidak arahan dari provinsi,” ujar Kadir, Kamis (30/11/2017).

Selain alat penangkap ikan, nelayan bagan di perairan Ambalat Sebatik sebetulnya juga menerima bantuan puluhan genset untuk penerangan saat mencari ikan. Bantuan itu bahkan telah disampaikan pada April 2017. Namun, genset tersebut saat ini juga belum disalurkan dan disimpan di rumah Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Kalimantan Utara.

“Untuk gensetnya kemarin bulan empat, kemarin perencanaan bulan awal bulan 11 rencananya serah terima, sampai sekarang tidak ada. Tapi ini ada informasi lagi, tanggal 13 hari Nusantara bulan 12 ini,” imbuh Kadir.

Baca juga: Gus Ipul Minta Nelayan Waspada Siklon Tropis Cempaka

Saat ini bangunan bagan di wilayah perairan Ambalat Sebatik tersisa 137 bagan, padahal pada tahun 2006 jumlahnya mencapai lebih dari 300 bagan di perairan Ambalat Sebatik. Selain karena angin kencang dan ombak besar yang menghanyutkan bagan, mahalnya kayu nibung sebagai bahan pembuatan bagan juga membuat bangunan bagan menyusut drastis.

Para nelayan berharap pemerintah memberikan bantuan kepada nelayan bagan agar keberlangsungan bagan mereka bisa dipertahankan. Selain sebagai tempat mencari ikan, keberadaan bagan juga sebagai penjaga wilayah perairan perbatasan Ambalat.

Kompas TV Harga ikan di pasar tradisional pun mengalami kenaikan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com