Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pipa Gas Ditanam di Permukiman, Warga Protes dan Menangis

Kompas.com - 04/11/2017, 13:30 WIB
Puthut Dwi Putranto Nugroho

Penulis

GROBOGAN, KOMPAS.com — Proyek pipa gas ruas Gresik-Semarang yang digarap PT Pertamina Gas menyulut amarah warga Desa Mlilir, Kecamatan Gubug, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah.

Warga protes karena pipa berdiameter sekitar 70 cm itu ditanam di tengah-tengah permukiman desa yang dikhawatirkan mengancam jiwa.

Jumat (3/11/2017) siang, sejumlah warga yang mayoritas ibu rumah tangga menggelar aksi unjuk rasa di lokasi proyek di Desa Mlilir.

Mereka memaksa pekerja yang mengoperasikan dua alat berat menghentikan aktivitasnya. 

Tanpa ada perlawanan, dua operator itu keluar dari ekskavator. Sejumlah pekerja megaproyek itu hanya membisu ketika warga datang mempertanyakan legalitas izin.

"Pipa yang ditanam sepanjang 1 kilometer lebih. Ini sudah 80 persen terealisasi. Kami tak habis pikir proyek pemerintah justru membahayakan jiwa kami. Ini seperti bom waktu yang suatu saat meledak," ujar tokoh masyarakat setempat, Mulyono (45).

Menurut Mulyono, dalam sosialisasi awal disepakati bahwa pipa gas akan ditanam membujur tak jauh dari pelintasan rel kereta api. Namun, entah mengapa, mendadak proyek berpindah lokasi ke permukiman, yakni tepat di sekitar depan rumah warga.

"Ini namanya sembrono. Kami minta izin amdalnya dikaji ulang jika memang sudah ada izin karena kami memang buta terkait izin," ucap Mulyono.

Baca juga: Pembangunan Pipa Gas Bumi Grissik-PUSRI Diresmikan

Dalam aksi unjuk rasa yang dikawal TNI dan aparat kepolisian itu, beberapa ibu rumah tangga tak kuasa menahan air mata. Mereka menangis histeris karena terus dibayangi perasaan takut setelah pipa gas yang ditanam sedalam 3 meter itu beralih ke lingkungan kampung.

"Warga atau pejabat siapa yang mau di depan rumahnya ditanam pipa gas berukuran besar. Ini jelas berbahaya bagi nyawa kami. Kami minta proyek dihentikan dan dijauhkan dari warga. Kami hanya orang kecil yang jadi korban orang yang lebih berkuasa. Tolong Pak Presiden Jokowi bantu kami," ucap warga Desa Mlilir, Masturoh (42).

Kepala Desa Mlilir Sugeng Riyadi menyampaikan, proyek penanaman pipa gas di permukiman Desa Mlilir telah melalui persetujuan warga dan mulai dikerjakan pada awal 2017. Dengan kata lain, pihak PT PT Pertamina Gas (Pertagas) telah melaksanakan beberapa kali sosialisasi kepada warga.

"Lahan desa dikontrak 25 tahun seharga Rp 739 juta lebih. Uang itu akan digunakan untuk pembangunan infrastruktur, seperti betonisasi jalan dan perbaikan tanggul. Warga yang lahannya dilalui proyek juga ada kompensasi Rp 15.000 per meter per tahun," kata Sugeng.

"Jadi, mayoritas warga setuju dan hanya beberapa yang ngeyel karena minta ganti untung yang banyak. Ada izinnya, kok, lengkap. Jadi, proyek tetap berlangsung. Untuk yang melalui permukiman sepanjang 1 kilometer lebih," pungkas Sugeng.

Baca juga : Pipa Gas Rumah Tangga Bocor di Bekasi Sebabkan Semburan Air

Sementara itu, Kabid Penaatan dan Peningkatan Kapasitas Lingkungan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Grobogan Aris Soedarwidodo mengatakan, proyek pipa gas PT Pertagas merupakan pekerjaan antar-kabupaten sehingga Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Grobogan tidak berkewenangan mengeluarkan izin.

"Izin di Provinsi Jateng dan pusat. Kami daerah tak mengeluarkan izin," kata Aris.

Kompas TV Kebakaran terjadi di dekat tangki depo pertamina Koja, Jakarta Utara.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com