Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 24/10/2017, 06:51 WIB
Kontributor Medan, Mei Leandha

Penulis

MEDAN, KOMPAS.com - Khairunnisa alias Ica (20), warga Jalan Pasar VII Beringin, Gang Rambutan, Medan Tembung, Sumatera Utara meregang nyawa usai diperkosa secara bergilir oleh empat pria yang sudah dianggapnya teman.

Mereka adalah Aden Sihotang (27), Ahmad Chaidir Ichsan (23), Maulana alias Mul (34), dan M Yasin Lubis alias Husein (27). Selain Aden, ketiganya adalah pengemudi ojek online.

Menurut Kapolsek Percut Sei Tuan, Kompol Pardamean Hutahaean, Ica pertama kali berkenalan dengan Ahmad Chaidir Ichsan. Saat itu, dia menjadi penumpang ojek online yang dikemudikan pelaku.

Menurut Kapolsek Percut Sei Tuan, Kompol Pardamean Hutahaean, Ica pertama kali berkenalan dengan Ahmad Chaidir Ichsan. Saat itu, dia menjadi penumpang ojek online yang dikemudikan pelaku.

(Baca juga : Mulut Disumpal, Siswi SMP Diperkosa Puluhan Pria di Gubuk Kebun)

 

Pertemuan itu berlanjut dengan pertemanan dan terbilang akrab dengan semua pelaku. Naas, mereka yang dianggap teman oleh korban malah menghabisi nyawanya dengan sadis.

"Para pelaku kita amankan dari lokasi dan waktu yang berbeda. Mereka diringkus berdasarkan laporan keluarga korban, LP/2207/X/2017 tanggal 19 Oktober 2017," ujar Pardamean, Senin (23/10/2017). 

Pardamean menceritakan kronologi pengungkapan kasus ini. Dimulai Rabu (18/10/2017) sekira pukul 21.30 WIB, Ihsan, Mul, dan Husein berkunjung ke rumah pelaku Aden di Desa Selambo, Tanah Garapan, Percut Seituan. Mereka hendak berpesta sabu.

Tiba-tiba, Ihsan teringat korban dan berniat mengajaknya menikmati sabu bersama mereka. Dia lalu menjemput korban di rumahnya dengan sepeda motornya. 

Mereka berlima kemudian mengisap serbuk putih tersebut. Ketika sabu habis, korban masih dalam kondisi sadar. Mul dan Husein kemudian meminta Aden membeli alkohol 9,6 persen dan minuman bersoda. 

Mul meracik alkohol dengan minuman bersoda. Lalu keempatnya menyuruh korban meminumnya. Korban pun menuruti sampai akhirnya tak sadarkan diri. Melihat korban sudah tidak berdaya, para pelaku bergantian memperkosanya. 

"Para pelaku mencekoki korban dengan miras oplosan supaya bisa memperkosanya. Besoknya, saat korban siuman, dia merasakan seluruh tubuhnya sakit," ucap Pardamean. 

(Baca juga : Ditinggal Suami ke Pasar, Seorang Ibu Diperkosa dan Dibunuh Perampok)

Melihat korban mengeluh, Aden dan Ihsan memberinya susu, cairan jahe, dan mi instan. Tapi kondisi korban semakin lemah hingga kembali pingsan. Sekira pukul 16.00 WIB, korban menghembuskan napas terakhirnya.

Karena panik, Ihsan dan Aden menghubungi Mul dan Husein mengabarkan korban sudah meninggal dunia. Ihsan dan Aden membawa korban ke RS Mitra Medika di Jalan Pasar VIII, Tembung, menggunakan sepeda motor.

Di rumah sakit, mereka menghubungi orangtua korban memberitahukan kalau korban sakit dan sedang dirawat. Orangtua korban langsung mendatangi rumah sakit.

Ibu korban meminta Ihsan dan Aden menunjukkan di mana rumah Mul dan Husein. Namun mereka mengaku tidak mengetahuinya. Curiga dengan pengakuan keduanya, orangtua korban membawa mereka ke Polsek Percut Seituan untuk mengaku.

Hasil introgasi dan penyelidikan yang dilakukan polisi, Jumat (20/10/2017) siang, petugas Reskrim mendapat informasi Mul dan Husein berada di Jalan Selamat Ketaren, Desa Medan Estate, Percut Seituan. Polisi yang langsung turun ke lokasi berhasil meringkus keduanya.

"Namun, saat dilakukan pengembangan untuk menunjukkan barang bukti, keduanya melawan dan berusaha lari. Terpaksa kita tembak kakinya. Selanjutnya kita bawa ke RS Bhayangkara Medan kemudian kita tahan," katanya lagi. 

(Baca juga : Pria Ini Mengamuk Pergoki Perawat Perkosa Jenazah Istrinya)

Dari tangan para pelaku disita barang bukti berupa sepeda motor, tas milik korban, ponsel, gelas, kunci rumah, sarung, sprei, sebungkus susu, air mineral, dan sepasang pakaian korban. 

"Para pelaku kita kenakan Pasal 338 KUHPidana dengan ancaman hukuman seumur hidup di penjara," tegas Pardamean.

Kompas TV Keluarga korban yang emosi mengejar dan ingin memukul terdakwa saat dibawa menuju ruang sidang.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.



Terkini Lainnya

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di 'Rumah' yang Sama...

Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di "Rumah" yang Sama...

Regional
Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com