Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengungsi Gunung Agung Butuh Sikat Gigi dan Pakaian Dalam

Kompas.com - 25/09/2017, 14:49 WIB
Kontributor Bali, Robinson Gamar

Penulis

KLUNGKUNG, KOMPAS.com - Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta mengimbau warga yang ingin membantu pengungsi Gunung Agung tidak menyumbang mi instan. Sebab, berdasarkan data di pos pengungsian GOR Swecapura, bantuan mi instan sudah menumpuk.

"Kalau lihat di posko ini, mi instan sudah menumpuk dan jarang dikonsumsi, sebaiknya dalam bentuk lain," ujar Suwirta, Senin (25/9/2017).

Menurutnya, kebutuhan yang cukup urgen di pengungsian adalah barang-barang yang dianggap sepele, seperti sikat gigi, sabun, dan pakaian dalam untuk perempuan.

"Setelah kita data malah yang masih diperlukan sikat gigi dan pakaian dalam untuk perempuan," tutur Suwirta.

(Baca juga: PVMBG: Indikasi Letusan Gunung Agung Sudah Terlihat)

 

Dia juga mengimbau agar warga yang ingin menyumbang untuk melapor terlebih dahulu ke petugas jaga. Dengan demikian, lalu lintas sumbangan yang masuk dan telah digunakan bisa tercatat rapi.

"Hal yang tidak kalah penting, semua harus tercatat. Walaupun ini bukan perusahaan kan harus dipertanggungjawabkan. Sumbangan tidak boleh ditaruh seenaknya," imbuhnya Suwirta.

Suwirta mengungkapkan, Kabupaten Klungkung berbatasan langsung dengan Karangasem dan berdekatan dengan Gunung Agung. Karenanya kabupaten ini menerima banyak limpahan pengungsi. 

Hingga Senin (25/9/2017), terhitung 15.758 jiwa mengungsi di Klungkung. Dari jumlah itu, 2.919 di antaranya masih berstatus sebagai pelajar. 

Kompas TV Lima desa ini antara lain desa Peninjoan, Bang Bang, Suter, Abang Batu Dingding, dan Abang Songan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com