Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Viral, Video "Bullying" Disertai Kekerasan Siswi SMP di Cirebon

Kompas.com - 31/08/2017, 15:26 WIB
Tim Cek Fakta

Penulis

CIREBON, KOMPAS.com – Sebanyak empat orang siswi Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 2 Ciwaringin, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat menjadi korban tindakan bullying atau perundungan disertai kekerasan yang dilakukan lima pelajar lainnya.

Kejadian memilukan itu terekam dalam video amatir yang menjadi viral di media sosial beberapa pekan ini. Video tersebut diunggah oleh akun media sosial Facebook “Marwah Setia Dalamhati” pada 26 Agustus 2017 lalu.

Sejak awal diunggah, video tersebut terus ditonton, dibagikan, dan mendapat banyak kecaman netizen di kolom komentar.

Berdasarkan penelusuran, hingga Kamis, 31 Agustus 2017 pukul 14.00 WIB, video berdurasi 5 menit 16 detik itu mendapat respon 1.287 buah, ditonton sebanyak 57.236 kali, dan bahkan sudah dibagikan sebanyak 1.342 kali.

(Baca juga: Siswa-siswi Pelaku Bullying Direhabilitasi Dinas Sosial)

 

Tampak dalam video, sekitar lima orang siswi SMP melakukan bullying disertai kekerasan berupa pukulan, tamparan, dan juga tendangan kepada para korban. Bahkan salah satu pelaku menggunakan ikat pinggang untuk memukul para korban.

Video ditutup dengan percakapan para pelaku yang mengancam agar para korban tidak melaporkan tindakan tersebut pada guru maupun orangtua.

Wahyudin, Guru Bimbingan Konseling SMPN 2 Ciwaringin mengaku, orang-orang yang berada dalam video tersebut adalah peserta didiknya yang duduk di kelas IX. Pihak sekolah sudah memanggil sekaligus meminta keterangan lengkap dari para pelaku dan juga korban.

“Aksi (bullying disertai kekerasan) bermula saat korban menatap wajah para pelaku saat melintas. Tiba-tiba pelaku merasa tersinggung dan langsung mendatangi sekaligus mem-bully korban. tempatnya di Pasar Gintung tanggal 16 Agustus lalu,” kata Wahyudin di ruang kerjanya, Rabu (30/8/2017).

(Baca juga: Dugaan Bullying di SMA Nusantara Plus Berawal dari Tatapan)

 

Pelaku antara lain berinisial R, G, S, Y, dan M sementara korbannya adalah S, L, S, dan D. Sebagai tindakan tegas, sambung Wahyudin, sekolah sudah mengeluarkan dan memindahkan satu pelaku berinisial R ke sekolah lain.

Dia diduga menjadi otak tindakan bully disertai kekerasan. Ia juga memiliki rekam jejak yang kurang baik selama belajar di sekolah tersebut, meski berulang kali mendapat bimbingan. Empat pelaku lainnya masih dalam pengawasan dan mendapatkan sanksi kedisiplinan.

“Masalah sudah selesai. Kami sudah minta keterangan para korban juga. Kami sudah pertemukan masing-masing keluarga, berikut dengan petugas kepolisian. Masalah diselesaikan secara kekeluargaan dengan catatan tidak akan mengulangi kejadian serupa,” jelasnya.

Kompas TV Para siswa pun trauma dan enggan bersekolah serta berencana pindah sekolah.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com