Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dusun Belum Terjamah Listrik, Anak-anak Belajar dengan Lilin dan "Uplik"

Kompas.com - 26/07/2017, 19:37 WIB
Puthut Dwi Putranto Nugroho

Penulis

GROBOGAN, KOMPAS.com - Dusun Ngijo Krasak, Desa Mojoagung, Kecamatan Karangrayung, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, belum pernah terjamah jaringan listrik.

Selama ini, kehidupan di perkampungan yang dihuni sekitar 50 orang ini terus berlangsung tanpa jaringan listrik.

Lokasi Dusun Ngijo Krasak terpencil dan berada di tengah area persawahan yang subur. Mayoritas warganya berprofesi sebagai buruh bangunan hingga buruh tani.

Akses masuk sekitar satu kilometer menuju perkampungan nan sederhana itu kurang memadai lantaran masih berupa tanah dan batu. Dari Kota Purwodadi, dusun ini dapat ditempuh sekitar satu jam.

Belasan rumah yang dibangun di atas lahan masing-masing itu hanya berdinding kayu papan dan beralaskan tanah. Jauh dari kesan mewah. Tidak ada televisi, mesin penanak nasi bahkan kulkas. Kebutuhan sehari-hari akan air mereka mengandalkan sumur bor.

"Sebenarnya kami iri dengan dusun lain yang sudah teraliri listrik. Tapi mau bagaimana lagi toh sampai sekarang juga tak ada listrik masuk di kampung kami," kata Sujoko (35), warga setempat saat ditemui Kompas.com, Rabu (26/7/2017).

(Baca juga: Mengontrol Tikus dengan Burung Hantu Ala Petani Dusun Cancangan)

Untuk bertahan di kegelapan terutama saat malam hari mereka cukup menyalakan api dari lilin serta penerangan tradisional sebut saja uplik (wadah kecil disumpal sumbu dengan bahan bakar minyak). 

"Saat ini, ada 50 orang yang tinggal di Dusun Ngijo Krasak. Enam di antaranya masih sekolah di TK, SD dan SMP. Kalau malam belajar diterangi lilin atau uplik. Akhir-akhir ini sempat ditawari untuk pasang listrik baru dengan membayar Rp 1,6 juta. Itu pun harus modal lagi kabel Rp 1 juta. Karena itu prinsipnya nyalur tiang listrik dusun lain sejauh satu kilometer dari sini. Itupun katanya daya listrik sangat rendah karena terhambat kabel yang panjang. Duit darimana mas?" tutur Sujoko yang bekerja sebagai buruh bangunan.

Warga lain, Margono (90), mengaku prihatin dengan kondisi kampung halamannya yang tidak tersentuh jaringan listrik. Margono sendiri berangan-angan bisa segera menikmati fasilitas akan kebutuhan listrik. 

"Saya berkeluarga di Dusun Ngijo Krajan di tahun 1950. Hingga dua anak dan istri meninggal dunia, saya belum pernah menikmati fasilitas listrik di rumah sendiri. Sebelum saya tutup usia, semoga ada listrik masuk kampung kami," kata Margono.

Warga setempat berharap agar pemerintah sudi membuka jaringan listrik yang belum juga terealisasi di Dusun Ngijo Krajan. Mereka sudah tak sabar untuk bisa segera mengakses kebutuhan listrik seperti halnya wilayah lain.

"Dusun Ngijo sudah ada sejak tahun 1920. Saat itu hanya ada lima rumah. Pemerintah pernah menyarankan supaya kami pindah dengan disediakan lahan pengganti. Tapi hal itu tak mungkin kami lakukan karena inilah tempat tinggal dan nyawa kami. Meskipun saat hujan deras dan angin kencang adalah saat mencekam di Desa kami, kami sudah terbiasa dan nyaman," ungkap tokoh masyarakat Dusun Ngijo, Kurdi (54).

Kepala Desa Mojoagung Susanawati menyampaikan, beberapa tahun lalu pihak desa sudah berupaya mengadukan permasalahan ini kepada pihak Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Grobogan.

Hanya saja, lanjut dia, hingga saat ini belum juga ada tindak lanjut pasti yang diterima oleh pihak Kelurahan Mojoagung.

"Faktor yang menjadi kendala hingga tak tersentuh listrik karena aksesnya yang susah dilalui. Pemkab Grobogan menjanjikan jika tahun 2018, Dusun Ngijo Krasak sudah teraliri listrik. Proposal juga sudah kami ajukan. Kami berharap warga Dusun Ngijo Krasak bisa merasakan manfaat baik listrik seperti warga lain," ujar Susanawati.

 

Kompas TV Lebaran Unik Khas Warga Ciomas (Bag 1)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com