Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 22/06/2017, 14:34 WIB
Kontributor Magelang, Ika Fitriana

Penulis

MAGELANG, KOMPAS.com - Salah satu guru Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Kota Magelang, Agung Dwi Lasmono, mengaku sempat merasa bersalah karena telah menyebarkan foto Eka Duta Prasetya (16) ke grup WhatsApp, Selasa (20/6/2017).

Foto Duta yang sedang membayar pendaftaran sekolah menggunakan uang koin itu langsung menyebar ke media sosial lainnya. Perasaan bersalah Agung bukan tanpa alasan. Sebab, dia memotret dan membagikan foto Eka tanpa izin Duta, meskipun respon netizen sangat positif.

"Saya kaget luar biasa, foto Duta menyebar cepat di Facebook. Respon netizen memang bagus, tapi saya merasa bersalah. Jangan-jangan Duta tidak terima atau bagaimana. Semalaman saya tidak bisa tidur," kenang Agung, ditemui seusai mendampingi Duta di Bank BRI Unit Payaman, Magelang, Rabu (21/6/2017) sore.

Keesokan harinya, Rabu (21/6/2017), Agung berinisiatif menemui Duta lagi. Beruntung, Duta masih datang ke MAN 1 Kota Magelang untuk mengurus adiministrasi siswa baru. Saat bertemu, Agung langsung minta maaf kepada Duta.

"Duta bilang 'tidak apa-apa', saya lega rasanya," ungkap Agung tersenyum.

Agung kemudian bercerita, foto itu bermula ketika dirinya sedang bertugas menjadi panitia Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB). Dia melihat Duta yang sedang menghitung ratusan keping uang koin di meja pembayaran biaya seragam baru di hadapan seorang petugas.

(Baca juga: Demi Sekolah, Duta Tabung Koin Rp 1.000 di Kaleng Kue Sejak Kelas 6 SD)

Agung mengatakan, kejadian tersebut baru pertama terjadi di MAN 1 Kota Magelang. Reflek Agung memotret Duta dan membagikan ke grup WhatsApp.

"Awalnya cuma ke grup WhatsApp teman-teman guru MAN 1, tidak tahunya sampai menyebar ke media sosial lainnya," katanya.

Dia pun merasa kagum dengan Duta yang tidak malu membawa uang recehan naik sepeda dari rumahnya. Jarak rumah ke sekolahnya sekitar 10 kilometer.

"Mudah-mudahan Pak Jokowi bisa ngasi sepeda ya, Nak," katanya tertawa sambil memandang Duta di sampingnya.

Panitia PPBD ketika itu tidak bisa memutuskan "nasib" uang receh milik alumni MTs Kota Magelang itu. Kemudian sekolah mengambil kebijakan untuk mengembalikan uang tersebut kepada Duta.

Pengembalian itu berdasarkan hasil survei pihak sekolah ke rumah dan keluarga Duta di Perumahan PBI Desa Ngadirejo, Kecamatan Secang, Kabupaten Magelang.

(Baca juga: Kisah Duta, Remaja yang Daftar Sekolah Pakai Uang Receh Tabungan Sejak SD)

Hasil survei menyatakan, Duta benar-benar tidak mampu. Dia tinggal di rumah kontrakan bersama Ayah dan neneknya. Duta juga dikenal sebagai anak yang berakhlak baik meski secara akademis nilainya belum maksimal.

"Saya yang datangi rumahnya dan benar memang dia layak dapat bantuan. Akhirnya sekolah mengembalikan uang receh Duta dalam bentuk tabungan. Kami langsung buatkan rekening atas nama Duta sendiri di Bank BRI Payaman," paparnya.

Agung menjelaskan, PPDB di MAN 1 Kota Magelang tidak dipungut biaya apapun kecuali hanya membayar seragam dan perlengakapannya sebesar Rp 1 juta. Biaya seragam itu pun bersifat titipan.

Jika calon siswa baru tidak jadi atau diterima di sekolah lain pada waktu yang ditetapkan, maka uangnya boleh diambil lagi.

"Di sekolah ini memang banyak (siswa) yang dari golongan tidak mampu. Bebas biaya pendidikan bagi siswa yang memiliki Kartu Indonesia Pintar (KIP) atau terdaftar dalam Program Indonesia (PIP). Kalau tidak punya semua, siswa hanya bayar SPP Rp 100.000 per bulan," jelas Kepala MAN 1 Kota Magelang, Kaswadi.

Dia mengaku bangga dengan Duta yang tekun dan pantang menyerah demi dapat melanjutkan sekolah. Dia berharap, kisah Duta menjadi inspirasi masyarakat, terutama anak-anak, agar terus semangat menuntut ilmu.

(Baca juga: MAN 1 Magelang Bebaskan Biaya Duta, Anak yang Daftar Pakai Uang Receh)

Diberitakan sebelumnya, Eka Duta Prasetya (16) telah menjadi perbincangan warnaget setelah fotonya viral ke media sosial. Dalam foto itu remaja kelahiran 1 Juni 2001 itu sedang membayar pendaftaran menggunakan ratusan keping uang receh Rp 1.000. 

Kompas TV Bocah SD di Wonosobo Ini Baca Puisi Untuk Presiden
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.



Terkini Lainnya

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di 'Rumah' yang Sama...

Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di "Rumah" yang Sama...

Regional
Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com