Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 28/05/2017, 10:30 WIB
Kontributor Yogyakarta, Teuku Muhammad Guci Syaifudin

Penulis

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Rumput dan tumbuhan liar tumbuh subur di atas lahan yang ada di pinggir Jalan Parangtritis kilometer 3,5, Kecamatan Sewon, Kabupaten Bantul, DI Yogyakarta.

Mahasiswa yang pernah tinggal di Kota Yogyakarta pada era 2006 pasti tahu fungsi lahan tersebut.

Lahan kosong itu dulunya pernah berdiri bangunan megah yang berfungsi sebagai kampus STIE Kerja Sama Yogyakarta.

Gerbang bertuliskan 'Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Kerjasama Yogyakarta' menjadi penanda pernah berdirinya kampus di atas lahan kosong itu.

Hilangnya bangunan kampus di atas lahan itu bukan tanpa sebab. Salah satu bangunan kampus STIE Kerja Sama Yogyakarta merasakan dahsyatnya guncangan gempa pada 27 Mei 2006.

Bangunan lebih dari dua lantai itu nyaris roboh setelah pondasi bagian bawahnya hancur akibat gunangan gempa.

"Yang rusak memang cuman gedung depan saja. Setelah gempa, lingkungan kampus langsung ditutup. Jadi tidak semua orang boleh masuk," kata Sarono (51), tukang duplikat kunci di depan lahan bekas kampus STIE Kerja Sama, Sabtu (27/5/2017).

Sarono mengatakan, suasana di lingkungan kampus sontak berubah menjadi setelah gempa 2006. Tak berselang lama, bangunan kampus yang ada di lahan itu pun akhirnya diratakan dengan tanah. Ia menyebut, persoalan hukum yang menjadikan lahan itu harus kosong.

"Memang tanahnya sengketa, tapi tidak tahu sekarang seperti apa kelanjutannya. Cuman memang ada rencana akan didirikan banguna lagi. Tapi tidak tahu buat apa," kata Sarono.

Sarono mengaku sempat merasakan kejayaan menjadi tukang kunci duplikat ketika kampus STIE Kerja Sama masih berdiri. Ia bisa mengantongi pemasukan sebesar Rp 50.000 setiap harinya.

Berbeda dengan pemasukannya saat ini yang tak menentu akibat tak lagi banyak mahasiswa yang menjadi pelanggannya.

"Dulu saya buka usaha di Condong Catur. Saya pindah ke sini karena ramai mahasiswa. Tapi sekarang sepi, tidak masalah karena rejeki sudah ada yang mengatur," kata Sarono. 

Baca juga: Kenang Gempa 11 Tahun Silam, Sarono Masih Ingat saat Pulang Rumah Sudah Hancur

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di 'Rumah' yang Sama...

Kisah Pengojek Indonesia dan Malaysia di Tapal Batas, Berbagi Rezeki di "Rumah" yang Sama...

Regional
Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Menara Pengintai Khas Dayak Bidayuh Jadi Daya Tarik PLBN Jagoi Babang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com