Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

MUI Lebong Bekali 40 Dai untuk Lawan Perburuan Harimau

Kompas.com - 01/05/2017, 21:46 WIB
Firmansyah

Penulis

BENGKULU, KOMPAS.com - Pihak Majelis Ulama Indonesia (MUI), Kabupaten Lebong, Provinsi Bengkulu, membekali 40 dai yang tinggal di sekitar kawasan Taman Nasional Kerinci Sebelat (TNKS) untuk melawan perburuan satwa liar dilindungi, terutama harimau.

"Para dai tersebut dibekali dengan materi konservasi dan fatwa MUI Nomor 4 Tahun 2012 tentang fatwa haram berburu satwa langka yang dilindungi, termasuk harimau sumatera," kata Ketua MUI Lebong Maruf Amin, Senin (1/4/2017).

Ia menyatakan, selama ini tingkat perburuan satwa langka dilindungi, termasuk harimau Sumatera, di daerah itu sangat mengkhawatirkan.

Pembekalan ini juga dilakukan melalui kerja sama dengan Lingkar Institute, Balai TNKS, dan BKSDA.

(Baca juga: MUI Lebong Lawan Perburuan Harimau Sumatera dengan Fatwa)

Direktur Lingkar Institute, Iswadi, menyebutkan, Kabupaten Lebong menjadi contoh bagi daerah lain untuk melakukan perang melawan perburuan harimau Sumatera dengan melibatkan dai.

"Harapannya para dai tersebut dapat memberikan materi perlindungan satwa langka pada saat khutbah Jumat, atau pengajian rutin yang sering digelar oleh para dai," kata Iswadi.

Ia mengaku prihatin atas kejahatan perburuan dan jual beli satwa langka dilindungi di daerah itu.

Pihaknya kerap melakukan patroli rutin di kawasan TNKS untuk membersihkan ranjau harimau Sumatera yang banyak dipasang oleh pemburu.

"Selama ini kami melakukan patroli rutin membersihkan jerat harimau di dalam wilayah TNKS, kali ini kami rangkul MUI agar dapat memberikan sosialisasi upaya perlindungan satwa langka dilindungi," ujar Iswadi.

(Baca juga: Populasi Harimau Sumatera di Bengkulu Tinggal 17 Ekor)

Ia juga mengatakan, program ini akan dievaluasi. Jika cukup efektif menekan jumlah perburuan harimau Sumatera, pihaknya akan melakukan program serupa di beberapa kabupaten di Bengkulu yang berada di daerah penyangga kawasan TNKS.

Sementara itu, Bupati Lebong, Rosjonsyah, dalam kesempatan yang sama menyebutkan bahwa peranan masyarakat dalam menyelamatkan TNKS dan satwa di daerah itu sangat diperlukan.

"Kami menjaga kawasan warisan dunia bersama masyarakat, program seperti ini harus diperbanyak. Dunia sudah selayaknya berterimakasih pada masyarakat Lebong karena menjaga hutan, kompensasi dunia pada warga Lebong sangat kami tunggu," kata Rosjonsyah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com