Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Purwakarta Tak Kenal Terduga Teroris Bom Panci di Bandung

Kompas.com - 27/02/2017, 19:07 WIB
Reni Susanti

Penulis

PURWAKARTA, KOMPAS.com – YC, terduga teror bom panci di Bandung, merupakan warga Purwakarta sebelum ia dan keluarganya pindah ke Kabupaten Bandung pada September 2015.

YC tercatat sebagai warga Kampung Sukamulya, Kelurahan Ciseureuh, Kecamatan Purwakarta, Kabupaten Purwakarta. Namun, warga sekitar tidak mengenalnya.

"Enggak ada yang namanya YC di sini. Pindah tahun 2015 ya? Enggak ada," ujar Sukoco selaku ketua RT di alamat tersebut, Senin (27/2/2017).

Sukoco mengaku mendapatkan kabar tentang terorisme di Bandung dari televisi. Ia pun mendengar kabar pelakunya orang Purwakarta. Begitu berita televisi usai, ia pun didatangi personel intelijen.

"Ada intel Kodam tadi ke sini mengajukan pertanyaan yang sama. Apakah kenal dengan YC," tuturnya.

Sukoco langsung mengeluarkan semua buku data penduduknya. Setelah dicek berkali-kali, tidak ada warganya yang berinisial YC.

Sukoco dan rombongan intelujen kemudian menuju kantor Kelurahan Ciseureuh. Di sana ada data atas nama YC yang pernah tinggal di kelurahan tersebut.

"Di kelurahan ada datanya, tapi kami warga di sini enggak kenal," kata dia.

Ketua RW 06 Kampung Sukamulya, Ciseureuh, Nining pun penasaran. Ia bertanya kepada beberapa orang yang sudah puluhan tahun tinggal di daerah tersebut. Hasilnya nihil.

"Saya sudah tanya ke sana kemari, tidak ada yang tahu. Kalau memang benar YC lahir di sini dan baru pindah tahun 2015, seharusnya kami kenal," kata dia.

Nining mengatakan bahwa banyak pendatang di daerahnya. Setelah kasus penggereban teroris beberapa waktu lalu, pihaknya memperketat pendataan pendatang.

"Biasanya pendatang baru laporan ke RT kalau ada kehilangan. Tapi sekarang tidak, kami tekankan kepada pemilik petak (kontrakan) untuk melaporkan penyewa, agar tidak terjadi seperti ini," ucapnya.

Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi mengatakan, kemungkinan YC menumpang alamat sehingga namanya tercatat, tapi warga tidak mengenalnya.

"Dulu sistem kependudukan di kita belum setertib sekarang. E-KTP juga belum menyeluruh tahun segitu," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com