Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Banjir 50 Tahuan dan Cerita tentang Kedungmanten

Kompas.com - 14/02/2017, 05:12 WIB
Kontributor Banyuwangi, Ira Rachmawati

Penulis

BANYUWANGI, KOMPAS.com - Saat Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas meninjau daerah terdampak banjir di Desa Saneporejo, Senin (13/2/2017), seorang warga bercerita tentang banjir yang sempat terjadi puluhan tahun lalu.

"Dulu katanya ada pengantin baru yang tenggelam kebawa banjir, terus ditemukan di kedung Sungai Bango sebelah sana, makanya daerah situ disebut Kedungmanten," kata Abdullah, warga itu, sambil menunjuk seberang dari jembatan yang ditinjau Anas.

Menurut warga, sudah cukup lama daerah Seneporejo tidak terkena banjir.

Sementara itu, Anas mengatakan bahwa banjir yang terjadi pada Minggu (12/2/2017) dini hari merupakan dampak siklus 50 tahunan dan banjir besar pernah terjadi terakhir kali pada tahun 1973.

"Banjir ini siklus 50 tahunan dan saat dipantau di wilayah daerah aliran Sungai Bango tidak ada sumbatan. Sudah dicek langsung oleh Dinas Pengairan," kata Anas.

Ia mengatakan, salah satu penyebab banjir adalah intensitas hujan yang cukup tinggi di wilayah Banyuwangi sehingga 9 desa terkena dampak banjir.

"Hujan lima jam tanpa henti dan banjir, tapi lima jam sudah surut. Satu jam setelah dapat info banjir sudah langsung ada penanganan," ujar Anas.

Sementara itu, Kepala Dinas Pengairan Kabupaten Banyuwangi Guntur Priambodo mengatakan, banjir yang merendam 9 desa di wilayah Banyuwangi selatan terjadi karena curah hujan mencapai 126 mililiter per sentimeter persegi di wilayah tersebut.

Akibatnya, Sungai Bango yang menampung 2 aliran sungai kecil meluap.

"Hitungan kasarnya saat banjir kemarin bisa 290 meter kubik per detik, padahal normalnya saat musim hujan hanya 2 meter kubik perdetik. Ini masih terus kita pantau," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com