Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sudah 3 Tahun Kakak Beradik Penderita Gangguan Jiwa Ini Dikurung

Kompas.com - 08/02/2017, 12:43 WIB
Budiyanto ,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

SUKABUMI, KOMPAS.com - Sudah tiga tahun berjalan, kakak beradik Iis (30) dan Eman (25) dikurung di rumahnya di Kampung Bojonghaur, Desa Bantarkalong, Kecamatan Warungkiara, Sukabumi, Jawa Barat.

Anak kelima dan keenam pasangan Ukan (70) dengan Isoh (60) itu diduga menderita gangguan kejiwaan sejak lahir. Berbagai upaya penyembuhan sudah dilakukan sejak keduanya masih kecil oleh pasangan petani itu.

''Takut keluar rumah dan bermain ke sungai, karena sungainya dekat dari sini,'' ungkap Ukan kepada Kompas.com saat ditemui di rumahnya, Selasa (7/2/2017).

Keduanya dikurung di salah satu ruangan di bagian belakang dari bangunan utama rumahnya. Kondisi ruangannya begitu memprihatinkan dengan dinding bilik bambu dan beralaskan tanah berukuran sekitar 4 x 2 meter.

Di dalam ruangan itu, terdapat tempat tidur tanpa alas yang terbuat dari bambu setinggi 50 centimeter. Namun keduanya, sesekali bisa keluar dengan didampingi orangtuanya untuk sekedar mandi.

''Kalau sakitnya sejak kecil dan sudah berobat kemana-mana tapi enggak sembuh-sembuh,'' tambah dia.

Dia berharap pemerintah dapat memberikan jalan keluar untuk kesembuhan kedua anaknya. Sebab dia tidak memiliki uang untuk biaya mengobati keduanya ke rumah sakit. Dirinya sendiri pun sudah renta tak bisa berbuat apa-apa.

''Kami ingin sekali anak kami sembuh, tapi kami enggak punya biaya. Bagaimana dari pemerintah saja,'' harap dia.

Kakak beradik itu dijenguk unsur Muspika Warungkiara dan aparat Desa Bantarkalong yang sedang meninjau lokasi bencana pergerakan tanah di Kampung Bojonghaur.

Camat Warungkiara, Asep Suhenda mengatakan saat ini akan dilakukan pendataan administrasi kependudukan, sebab ada kekurangan berkaitan dengan kepemilikan KTP dan termasuk BPJS Kesehatan karena belum memiliki.

''Setelah terpenuhi semuanya akan dilaporkan ke Dinsos Kabupaten Sukabumi berkaitan dengan penanganan selanjutnya,'' kata Asep usai menjenguk kedua warganya yang diduga penderita gangguan kejiwaan kepada wartawan.

Camat yang baru bertugas sebulan ini menjelaskan, berdasarkan informasi dari kedua orangtuanya pengurungan dilakukan karena rasa khawatir, sebab rumahnya terletak dekat sungai. Keduanya ditakutkan keluar tanpa sepengetahuan orangtuanya.

''Sebelumnya sering keluar tanpa sepengetahuan orangtuanya, karena dikhawatrikan jatuh ke sungai makanya dikurung untuk menjaga agar tidak bermain keluar rumah,'' jelas dia.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com