Siswa Lintas Agama: Selamat Tahun Baru Imlek, Damai Indonesiaku

BANDUNG, KOMPAS.com - Ratusan siswa lintas agama di Purwakarta merayakan Hari Raya Imlek 2568 dengan cara makan siang bersama di Pendopo Purwakarta, Jumat (27/1/2017).

Para siswa tersebut berkumpul di Pendopo Purwakarta seusai shalat Jumat. Mereka membaur meski beda sekolah dan beda keyakinan.

Sekitar pukul 13.30 WIB, acara dimulai dengan lagu Indonesia Raya. Sebelum acara inti dimulai, Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi menanyai siswa yang merayakan Imlek.

"Kalau Imlek makanan khasnya apa? Terus cara buatnya gimana?" tanya Dedi.

Salah satu siswa David Goiyardi (15) menjawab, dodol.

"Dodol. Bahannya dari tepung terigu, gula, telur, dan margarin," jawabnya.

"Kamu bisa membuatnya?" tanya Dedi. "Tidak," ucap David diikuti gelak tawa peserta makan siang.

Seusai menanyai siswa tentang arti Gong Xi Fat Chai, tahun ayam api, dan makanan khas Imlek, Dedi mengajak siswa dan Satgas Toleransi mengucapkan selamat Imlek.

"Selamat tahun baru Imlek 2017. Gong Xi Fat Chai. Damai Indonesiaku dalam bhineka," tuturnya diikuti ratusan siswa.

Dedi menjelaskan, selama ini, Imlek tidak diucapkan secara resmi dan bersama. Namun di Purwakarta, Imlek diucapkan secara resmi dan bersama-sama.

"Ini perayaan Imlek bersama, diikuti Satgas Toleransi dan siswa berbeda keyakinan. Namun karena bertepatan dengan hari Jumat, tidak terlihat mana yang Islam mana yang agama lain. Karena tiap Jumat kami menggunakan sarung dan peci," tuturnya.

Baginya, Imlek bukan sesuatu yang baru. Sejak dulu ia biasa mendapatkan dodol China saat Imlek. "Dulu disebutnya Babaru China. Ditandai hujan ngebul," tutupnya.