Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemandirian Warga Perlu Didorong untuk Bangun Lingkungannya

Kompas.com - 21/01/2017, 15:37 WIB
Kontributor Medan, Mei Leandha

Penulis

MEDAN, KOMPAS.com - Seiring perubahan zaman, paradigma pembangunan pun terus mengalami perkembangan.

Pemerintah tidak lagi menjadi satu-satunya penggerak pembangunan. Masyarakat telah ikut menjadi inisiatornya dan mampu menunjukkan hasil kerja yang mengagumkan untuk membangun lingkungannya.

”Paradigma pembangunan abad 21 ditujukan untuk membangun kemandirian warga. Partisipasi warga merupakan kunci keberhasilan pembangunan,” kata Communication Specialist USAID PRIORITAS Sumatera Utara, Erix Hutasoit, Sabtu (21/1/2017) Saat menjadi pembicara soal menulis best practices untuk pembangunan di Medan.

Erix mengatakan, lembaga seperti Centre for Disaster Risk Management & Community Development Studies (CDRM&CDS) Universitas HKBP Nommensen telah memiliki pengalaman mendorong partisipasi warga membangun lingkungan masing-masing.

Dia yakin banyak keberhasilan yang sudah dicapai CDRM&CDS. “Sudah bantu masyarakat mengurangi risiko bencana, ini pekerjaan hebat..!” ucapnya.

Dia bilang, apa yang sudah dilakukan lembaga ini perlu didokumentasikan melalui penulisan best practices, pembuatan video dokumenter, penerbitan media, foto, dan arsip sehingga strategi kerja, metode dan fakta-fakta keberhasilannya bisa terangkum menjadi pengetahuan baru.

”Ini disebut knowledge management. Dengan pengetahuan yang sudah tersistematika, kita bisa mewariskan pengetahuan baru kepada anak cucu untuk menghadapi bencana di masa depan. Bahkan komunitas masyarakat lain bisa menirunya. Menyebarluaskan best practices akan mempercepat pembangunan dan kemandirian warga,” ujar ahli komunikasi yang pernah belajar community development di Inggris ini.

Direktur CDRM&CDS Kepler Silaban mengatakan, sejak 2008 pihaknya fokus memperkuat kemampuan masyarakat untuk mengurangi risiko bencana.

Masyarakat dibuat mampu menganalisa risiko bencana yang ada di lingkungan mereka, mengukur kemampuan untuk menghadapi bencana dan menyusun rencana aksi.

”Mereka kami latih dan simulasikan tentang aksi tanggap darurat kebencanaan, bagaimana menyelamatkan diri ketika bencana,” kata Kepler.

Selain penanganan bencana, pihaknya juga mempromosikan pengembangan ekonomi. Masyarakat dilatih mengelola tanah secara organik, membuat pupuk organik dan beradaptasi terhadap perubahan iklim.

”Kami bantu mereka menyusun rencana, melakukan aksi dan bagaimana mitigasi terhadap perubahan iklim,” tutupnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com