Ratusan Perempuan di Empat Kabupaten di Papua Jadi Korban Kekerasan

JAYAPURA, KOMPAS.com - Ratusan perempuan di empat kabupaten di Papua dan Papua Barat menjadi korban kekerasan oleh kaum laki-laki. Mereka berdomilisi di Jayapura, Jayawijaya, Sorong, dan Manokwari.

Fakta ini terungkap dalam kajian USAID Indonesia dan BERSAMA GVB program USAID Project dalam presentasi hasil Studi kesehatan dan pengalaman hidup laki–laki dan perempuan di Papua dan Papua Barat di salah satu hotel Jayapura, Selasa (17/1/2017).

Project Management Specialist USAID Indonesia Maureen Laisang mengatakan, data kekerasan tersebut berdasarkan survei terhadap 960 kaum perempuan. Survei dilaksanakan oleh pegawai Badan Pusat Statistik di empat kabupaten dengan menggunakan metode kuantitatif.

"Selain kaum perempuan, sebanyak 971 kaum laki-laki juga yang diwawancarai dalam survei tersebut. Para responden berusia 14 tahun hingga 64 tahun," kata Maureen.

Dari hasil survei itu, sebanyak 541 perempuan (27 persen) mengalami kekerasan baik fisik, emosi, dan seksual. Adapun 23 persen mengalami kekerasan fisik dan emosi, sementara 15 persen mengalami kekerasan emosi.

Selain itu, 226 pria yang diwawancarai dalam survei tersebut pernah melakukan pemerkosaan. Salah satu pemerkosa bahkan masih berusia 15 tahun.

"Dari data tersebut, 69 persen melakukan pemerkosaan karena merasa berhak, 47 persen untuk mencari kesenangan, 27 persen karena marah, dan 12 persen karena dipengaruhi minuman beralkohol," kata dia.

Sri Kusyunianti selaku Chief Of Party BERSAMA-GBV Program USAID Project mengatakan, hasil studi ini akan menjadi bahan masukan bagi pihaknya, pemda setempat, dan masyarakat untuk mencegah tindakan kekerasan gender.

"Dari data tersebut, ada anak berusia 15 tahun sudah melakukan kekerasan. Oleh karena itu, aksi pencegahan kekerasan kekerasan gender tak hanya melibatkan orangtua, namun juga anak-anak," kata Sri.

Sri menambahkan, sementara ini pihaknya bersama dengan Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak setempat, kepolisian, serta Dinas Kesehatan memberikan layanan konseling di empat wilayah tersebut untuk mencegah terjadinya kekerasan gender.