Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tanah Bergerak di Ponorogo, PVMBG Sarankan Warga Direlokasi

Kompas.com - 10/01/2017, 20:37 WIB
Muhlis Al Alawi

Penulis

PONOROGO, KOMPAS.com - Tim Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kementerian Energi Sumber Daya Mineral menyarankan agar warga Kabupaten Ponorogo yang terdampak tanah gerak untuk direlokasi.

"Ke depannya daerah tanah bergerak akan bergerak terus sehingga kurang layak sebagai tempat tinggal. Kalau dibuat rumah panggung atau rumah kayu hanya sementara saja. Untuk itu warga harus direlokasi ke tempat yang aman," kata Ketua Tim PVMBG, Herry Purnomo, Selasa ( 10/1/2017).

Selama tiga hari, Sabtu ( 8/1/2017) hingga Senin ( 10/1/2017), Herry bersama dua rekannya, Nama Rukmana dan Anas Luthfi meneliti dan mengamati titik-titik di Kabupaten Ponorogo yang diterjang musibah tanah gerak.

Titik yang dikunjungi tim yakni di Sawoo, Sriti, Tempuran, Talun dan Tugurejo.

Herry mengatakan, timnya siap membantu memeriksa lokasi-lokasi yang akan dijadikan sebagai tempat relokasi warga. Dengan demikian, warga tidak perlu was-was lagi terhadap bencana tanah gerak.

Menurut Herry, untuk merelokasi warga yang terdampak tanah gerak diperlukan lahan dan dana. Sementara itu saat ini lahan penggantinya belum ada. Untuk itu bila terjadi hujan deras maka warga yang bermukim di daerah rawan bencana tanah gerak diungsikan terlebih dahulu ke tempat yang aman.

"Tadi kami sosialisasikan kalau hujan warga harus tinggalkan rumah. Selain itu kalau ada retakan harus segera ditutup dengan tanah liat yang dipadatkan agar air hujan tidak masuk pada rekahan-rekahan tersebut," ujar Herry.

Ia menambahkan, lahan yang menjadi sawah harus dikeringkan. Selanjutnya ditanami palawija atau tanaman keras. Pasalnya sawah menjenuhkan tanah karena terus berair.

Tak hanya itu, warga harus membuat saluran pengelak agar air yang menggenang sehingga bisa dibuang dengan pipa agar tak masuk ke dalam tanah.

"Sementara rumah yang rusak diperbaiki dulu. Nanti kalau pindah harus bangun rumah panggung kayu, tidak boleh lagi rumah tembok," katanya.

Menyoal penyebab tanah gerak di Ponorogo, Herry menjelaskan tanah gerak terjadi karena sifat fisik tanahnya mengalami pelapukan dengan batuannya. Tak hanya itu, batuannya banyak terpengaruh patahan sehingga pecah-pecah.

"Sehingga kalau kena hujan maka batunya akan hancur dan membuat runtuh," kata Herry.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com