Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pasca-teror Bom, Polisi Imbau Warga Peka terhadap Pendatang Baru

Kompas.com - 27/12/2016, 20:41 WIB
Kontributor Magelang, Ika Fitriana

Penulis

MAGELANG, KOMPAS.com - Wakil Kepala Kepolisian Resor Magelang Kompol Heru Budiharjo mengimbau masyarakat agar lebih peka terhadap keberadaan warga baru di lingkungan sekitarnya.

Masyarakat juga diminta untuk tidak segan melapor ke pihak berwajib jika mendapati hal-hal mencurigakan.

Imbauan tersebut untuk mengantisipasi tindakan kriminal maupun terorisme seperti yang baru saja terjadi di depan Apotek Perintis Farma di kawasan Tegalrejo, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Senin (27/12/2016).

Baca juga: Benda Mencurigakan di Magelang Berisi Empat Rangkaian Bom Rakitan

Di lokasi tersebut, ditemukan tas wanita berisi benda mencurigakan yang ternyata rangkaian bom rakitan.

"Masyarakat juga tidak perlu segan untuk melapor apa bila menemukan hal-hal mencurigakan. Lalu intens dan peka apabila ada warga baru," imbau Heru, Senin siang.

Heru mengatakan, bom rakitan yang pertama kali ditemukan oleh pedagang sate dan petugas kebersihan itu sudah diledakkan di lokasi penemuan demi keamanan oleh Tim Jihandak Satuan Brimob Polda Jawa Tengah.

Semula, bom itu berada di dalam tas wanita berwarna cokelat serta dibungkus rapat menggunakan lakban cokelat. Selanjutnya, Tim Inafis Polres setempat akan menyelidiki rangkaian dan material-material bom rakitan itu guna mengungkap siapa pelaku aksi terorisme tersebut.

"Terorisme tidak hanya menyerang fisik seseorang namun ini sudah mengarah pada sisi psikologi. Masyarakat akan resah. Tapi kami imbau masyarakat untuk tidak khawatir karena (kasus bom) sudah ditangani," imbau Heru lagi.

Haris Fauzi (42), ketua RT 2, RW 4 Dusun Krajan, Desa Tegalrejo, Kecamatan Tegalrejo, menyatakan akan lebih intensif meningkatkan kemananan serta berkoordinasi dengan pihak berwajib dalam upaya pendataan warga, terutama warga pendatang, yang ada di wilayahnya.

Menurutnya, di Dusun Krajan, lokasi penembuan bom itu memang banyak rumah kontrakan maupun kos yang sebagian besar dihuni oleh para pendatang dari luar daerah.

Mayoritas mereka adalah pelajar dan mahasiswa yang sedang menempuh pendidikan di Tegalrejo dan sekitarnya.

"Ke depan kami akan koordinasi lagi dengan pihak berwajib, untuk pendataan warga. Data saat ini Dusun Krajan ada 57 kepala keluarga (KK) warga asli dan 12 KK warga pendatang," katanya.

Baca juga: Benda Mencurigakan di Magelang Berisi Empat Rangkaian Bom Rakitan

Haris mengaku terkejut ketika mengetahui ada teror bom di dusunnya. Peristiwa tersebut baru pertama kali terjadi dan diharapkan adalah yang terakhir.

Dijelaskan, biasanya setiap malam warga setempat rutin melakukan patroli keliling dusun. Namun, malam sebelum kejadian (Senin malam), hujan sangat deras sehingga tidak ada warga yang patroli.

"Selama ini tidak ada hal yang mencurigakan, jalan ini memang jalur sibuk, ramai. Di sini juga banyak kontrakan yang sebagian besar pelajar. Ke depan kami akan intensif berkoordinasi dengan pihak terkait demi meningkatkan keamanan," terang Haris.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com