SURABAYA, KOMPAS.com - Komunitas lintas agama Surabaya berkumpul menggelar doa bersama agar Indonesia terhindar dari praktik-praktik intoleransi. Doa bersama digelar usai perayaan Natal oleh persekutuan doa Oukumene Kasih Surabaya, Sabtu (18/12/2016) malam.
Diiringi sinar lilin, doa dipanjatkan dengan cara lima agama, yakni Islam, kristen, protestan, hindu, dan budha. Meski doa dilakukan dengan cara lima agama, namun hanya satu yang diminta, yakni agar bangsa Indonesia yang multikulture tetap menjaga persatuan dan kesatuan.
Usai pembacaan lima macam doa dari lima agama, mereka menutup pembacaan doa dengan menyanyikan lagu Padamu Negeri.
Selain dari perwakilan Keuskupan Surabaya, doa bersama juga dihadiri oleh perwakilan Parisada Hindu Dharma, Persatuan Gereja Pantekosta, Wihara Budayana Dharmawira Center, aktifis Gusdurian, Angkatan Muda Kristen, Persatuan Mahasiswa Islam Indonesia, dan kelompok Persekutuan Doa Oukumene Kasih.
Aan Ansori, aktivis Jaringan Islam Anti Diskriminasi, mengatakan, doa bersama lintas agama tersebut dilakukan sebagai respon atas sejumlah peristiwa intoleran yang terjadi beberapa bulan terakhir.
"Kami percaya, dengan kekuatan doa, bangsa Indonesia akan lebih baik kedepannya," katanya.
Dia yakin, tidak ada satupun agama di dunia yang mengajarkan kekacauan, saling menghujat, dan saling menjatuhkan.
"Semua agama di dunia mengajarkan kasih sayang dan perdamaian," ujarnya.
Pihaknya mengecam segala bentuk praktik intoleransi yang ada karena bangsa Indonesia adalah bangsa yang multikultur. Mereka juga meminta Presiden Jokowi bersikap tegas menindak segala bentuk praktik intoleransi.