Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

“Mr Wongsonegoro” Diusulkan Jadi Nama RSUD Semarang

Kompas.com - 18/12/2016, 10:45 WIB
Kontributor Semarang, Nazar Nurdin

Penulis

SEMARANG, KOMPAS.com – Salah satu tokoh di pertempuran lima hari di Semarang, Jawa Tengah, Mr. Wongsonegoro diusulkan menjadi nama baru rumah sakit umum daerah (RSUD) Kota Semarang.

Mantan Gubernur Jawa Tengah itu dinilai pantas menyandang nama di rumah sakit atas perjuangannya selama ini.

“Kami terinspirasi dengan sosok Mr. Wongsonegoro saat menjadi Gubernur Jateng. Beliau orang sipil yang ikut mengusir penjajah, mempunyai sikap rendah hati melayani dengan tulus. Kami ingin usulkan namanya,” kata Direktur Utama RSUD Kota Semarang Susi Herawati, Minggu (18/12/2016).

Mr. Wongsonegoro adalah satu sosok yang terlibat dalam pertempuran lima hari di Semarang. Selain dia, sosok lain yang dikenal antara lain dr. Kariadi, Dr. Sukaryo dan Sudanco Mirza Sidharta, Mayor Kido, drg Soenarti, Kasman Singodimejo dan Jenderal Nakamura. Dari sekian nama itu, baru nama dr. Kariadi telah diabadikan menjadi rumah sakit.

RSUD Semarang disarankan untuk diubah namanya oleh Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi. RSUD Semarang ini terletak di Kelurahan Ketileng, Kecamatan Pedurungan. RSUD ini berumur 26 tahun telah menorehkan sejumlah prestasi.

Rumah sakit itu terakhir mendapat Akreditasi Lulus tingkat Paripurna, lantaran mutu pelayanan, dan keselamatan pasien menjadi yang utama.

“Kami ingin mengangkat nama pahlawan Wongsonegoro sebagai nama Rumah Sakit Umum Daerah Kota Semarang,” ujar Susi.

Sementara itu, Hendrar Prihadi meminta agar nama Mr. Wongsonegoro segera di-launching menjadi nama baru RSUD Semarang. Menurut dia, sosok Wongsongeoro adalah pahlawan bagi Kota Semarang, namun telah berprestasi di tingkat Jateng dan Nasional.

Hendrar juga meminta agar pelayanan di rumah sakit bisa lebih ramah terhadap pasien. Sebab, berdasarkan laporan yang diterima para perawat tidak menunjukkan keramahan dalam merawat pasien.

“Ada yang laporan ke saya, Suster di RSUD Ketileng kok jutek-jutek? Apa tidak pernah dilakukan pembinaan? Saya ingatkan, kita sebagai pelayan yang bijak jangan alergi dengan yang namanya kritik, komplain dan saran, segera instrospeksi,” kata Hendrar.

“Saya ingin peningkatan mental dan perilaku. Sekarang, kita harus melayani dan bukan dilayani,” pesan Wali Kota ini. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com