Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Derita Penyakit Langka, Wajah Bocah Oktaviani Masih Diperiksa Tim Dokter

Kompas.com - 11/11/2016, 14:16 WIB
Irwan Nugraha

Penulis

CIAMIS, KOMPAS.com - Oktaviani (6), bocah cacat wajah dari lahir asal Kampung Gunungdamar, Desa Sindangasih, Kecamatan Banjarsari, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, masih diperiksa oleh tim dokter ahli Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung.

Hasilnya diperkirakan akan diketahui selama seminggu ke depan untuk pengambilan langkah penanganan selanjutnya.

"Sampai sekarang anak itu masih berada di RSHS dan masih ditangani oleh tim dokter untuk mengetahui bagaimana penanganan selanjutnya. Kata mereka, kasus langka ini baru minggu depan akan ada hasilnya bagaimana," ujar Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi melalui sambungan telepon, Jumat (11/11/2016).

Dedi menambahkan, pihaknya telah siap jika hasil tim dokter nanti akan ada rujukan pengobatan sampai ke rumah sakit yang berada di luar negeri. Bahkan, jika demikian pihaknya akan mencari rumah sakit di negara mana saja di luar negeri supaya bisa melakukan penanganan dan memperbaiki wajahnya.

"Sejak awal kami sudah siap kalau sampai Oktaviani harus dibawa ke luar negeri. Kita cari saja di negara mana yang mampu tenaga ahlinya untuk menangani penyakitnya," ungkap dia.

Selain Dedi, Bupati Ciamis Iing Syam Arifin pun terus memantau jalannya proses penanganan kasus yang dialami bocah perempuan dari kalangan tak mampu tersebut. Iing pun sempat menjenguk warganya tersebut langsung ke Bandung.

Pemkab Ciamis pun nantinya akan bekerjasama dengan Bupati Purwakarta untuk berupaya mengobati anak tersebut.

"Kami terus pantau. Apa yang nanti dibutuhkan akan berusaha dengan Kang Dedi untuk segera dipenuhi. Seperti kemarin Kang Dedi memberikan biaya selama di rumah sakit untuk kebutuhan keluarganya. Kita pun melakukan hal sama," katanya.

Iing berharap, dengan upaya medis yang dilakukan bersama ini akan memberikan harapan besar kepada warganya itu untuk bisa sembuh. Apalagi, kasus ini terbilang langka dan baru kali pertama terjadi dan ditemukan di wilayahnya.

"Baru pertama ini ada kasus penyakit cacat seperti ini. Kami terus berupaya," pungkas dia.

Dedi dan Iing berharap ada bantuan dari para dermawan di Indonesia yang bersedia membantu bocah malang tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com