Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Unjuk Rasa Dokter Bikin Pasien Menumpuk di Rumah Sakit

Kompas.com - 24/10/2016, 20:10 WIB
Kontributor Magelang, Ika Fitriana

Penulis

TEMANGGUNG, KOMPAS.com - Aksi damai sejumlah dokter yang tergabung dalam Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, Senin (24/10/2016), berdampak pada pelayanan kesehatan di rumah sakit dan beberapa puskemas.

Seperti terlihat di RSUD Temanggung sempat terjadi penumpukan pasien di beberapa poliklinik dan loket pendaftaran.

Sukarti (52), salah satu pasien RSU Temanggung mengaku telah mendaftar pukul 08.00 WIB. Namun ia harus mengantre selama lebih dari 2 jam untuk mendapatkan pelayanan dokter.

Saat itu, Sukarti hendak memeriksakan cucunya yang masih bayi. Namun ia diminta untuk menunggu karena dokter belum tiba di rumah sakit.

"Katanya suruh nunggu karena dokternya lagi ada kepentingan. Tak tahu kepentingan apa,” ujar Sukarti.

Pada waktu yang bersamaan, para dokter menggelar aksi damai ke gedung DPRD Kabupaten Temanggung. Sebalum itu, mereka melakukan long march dari RSU Temanggung menuju gedung DPRD setempat.

Dengan berpakaian putih, mereka juga terlihat mengusung sejumlah poster. Sampai di gedung dewan, mereka diterima oleh Ketua DPRD Kabupaten Temanggung M Subchan Bazari, Wakil DPRD Kabupaten Temanggung dan para anggota Komisi D DPRD Kabupaten Temanggung.

Ketua IDI Temanggung, Antoni, menuturkan bahwa aksi damai tersebut bertujuan untuk menolak pendidikan dokter layanan primer (DLP) yang akan diterapkan oleh pemerintah.

Antoni berpendapat, penerapan sistem tersebut akan menambah lama pendidikan dokter karena ditambah tiga tahun sehingga menjadi 10 tahun.

Meski demikian, pihaknya tidak menampik bahwa penguatan layanan kesehatan primer dengan peningkatan kualitas SDM dokter itu diperlukan.

"Tetapi tidak perlu menambah pendidikan 3 tahun lagi, sebagaimana tercantum pada UU 13 No 2013 tentang Pendidikan Kedokteran,” ucapnya.

Menurutnya, apabila regulasi itu benar diterapkan maka akan semakin menghambat waktu pengabdian calon dokter maupun dokter kepada masyarakat. Pihaknya meminta pemerintah untuk merevisi UU pendidikan kedokteran.

"Penguatan SDM dokter sebenarnya bisa dilakukan dengan seminar, lokakarya, workshop. Tanpa harus menempuh pendidikan khusus atau nambah tiga tahun," jelasnya.

Jauhari Setyawan, peserta aksi damai, mengungkapkan bahwa di Kabupaten Temanggung masih kekurangan dokter umum apalagi dokter spesialis. Tidak jarang dokter yang menjabat kepala puskesmas turut pula terjun untuk memeriksa pasien.

"Warga juga diperiksa oleh perawat atau mantri kesehatan. Padahal harusnya dokter yang periksa. Hal ini harus mendapatkan perhatian dari pemda," ungkap pria yang juga menjabat sebagai kepala Puskemas Kedu itu.

Mendengar aspirasi para dokter itu, Ketua DPRD Kabupaten Temanggung Subchan Bazari berjanji akan meneruskannya kepada pemerintah pusat dan DPR RI.

Pihaknya juga meminta kepada IDI Temanggung untuk mendata jumlah puskemas yang sampai saat ini masih kekurangan dokter, sehingga diharapkan bisa segera ditangani oleh pemerintah daerah setempat.

“Kami ingin tahu, ada berapa puskesmas di Temanggung dan berapa kekurangannya di tiap puskemas dan keseluruhan di Temanggung,” katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com