Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Butuh Kajian Geologi untuk Tangani Longsor yang Terus Berulang di Sepakung

Kompas.com - 21/10/2016, 14:24 WIB
Kontributor Ungaran, Syahrul Munir

Penulis

AMBARAWA, KOMPAS.com - Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kabupaten Semarang diminta segera berkoordinasi dengan Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jawa Tengah untuk menangani bencana longsor di Desa Sepakung, Kecamatan Banyubiru.

Hal itu dikatakan oleh Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Semarang, Gunawan Wibisono, berharap, kajian geologi bisa segera dihasilkan sebelum melakukan penanganan lebih lanjut.

"Kami sudah meninjau ke lokasi, bahkan kemarin masih terjadi longsor susulan. Ada beberapa rumah di atas yang retak-retak. Informasinya ada pergeseran tanah dan aliran air bawah tanah. Kajian secara geologi sangat diperlukan," kata Gunawan, Jumat (21/10/2016).

Menurut Soni, lokasi longsor di Sepakung memang harus dikaji secara geologi. Kajian itu salah satu tujuannya untuk mengetahui sifat tanah sebab di lokasi longsor yang materialnya menutup akses jalan desa tersebut terdapat mata air. Diduga, mata air yang berada di tebing memberikan andil terjadinya longsor.

"Air dari mata air pembuangannya tidak ke sungai karena letaknya di bawah. Longsornya di titik mata air sehingga tidak ada hujan pun masih terjadi longsor, karena diduga air bawah tanah membawa lumpur dan batuan," ungkapnya.

Sebenarnya, lanjut Soni, sejumlah upaya akan dilakukan di titik lokasi longsor di Desa Sepakung, antara lain pembuatan gorong-gorong untuk membelokkan air larian dan pembuatan Broncaptering untuk menangkap air baku dari mata air tersebut. Dengan pembuatan gorong-gorong dan broncaptering maka aliran air akan terarah.

Selain itu, sesuai usulan masyarakat, ungkap Soni, geometri jalan masuk desa Sepakung akan dibenahi. Masyarakat meminta agar tikungan dekat gapura batas desa dilebarkan, sehingga ketika terjadi longsor masih tetap bisa dilalui sepeda motor.

"Penanganan darurat baru dilakukan setelah tidak ada pergerakan tanah. Material longsor yang ada sekarang akan digunakan untuk menguruk lokasi pelebaran jalan masuk desa," ungkapnya.

Dia menambahkan, BPBD Kabupaten Semarang sudah diperintahkan untuk sosialisasi kepada masyarakat agar meningkatkan kewaspadaan bencana.

"Kalau turun hujan, masyarakat sebaiknya mengungsi dulu," imbuhnya.

Jalan alternatif

Senada, Camat Banyubiru, Suratno mengatakan, di atas tanah tebing yang longsor sekarang masih ada material sekitar 500 meter kubik yang potensial turun ke bawah sewaktu-waktu.

"Berdasarkan rapat koordinasi melibatkan Muspika, pihak desa, dan BPBD kita putuskan untuk membuatkan jalan alternatif," ungkapnya.

Sementara itu, terkait pengalokasian Dana Tak Terduga (TT), pihaknya masih mengkaji rencana penggunaannya agar tidak salah sasaran. Selain itu, pihaknya juga masih melakukan koordinasi dengan pihak DPU untuk mengetahui kondisi geologis area longsor maupun pemukiman yang tanahnya bergerak.

"Lokasi longsoran masih kita police line agar tidak ada aktivitas warga di sana. Setelah semua material turun, alat berat baru bisa didatangkan untuk membuang material ke arah sungai di sebelahnya," imbuhnya.

(Baca juga: Longsor Susulan Kembali Terjadi, Warga Desa Ini Masih Terisolasi)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com