Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jasad Diotopsi, Siswi SMA di Bima Diketahui Meninggal karena Penyakit Bawaan

Kompas.com - 18/10/2016, 17:37 WIB
Syarifudin

Penulis

BIMA, KOMPAS.com - Setelah mengautopsi jasad Lilis Suryani, siswi SMA 1 Belo, Kabupaten Bima NTB, ahli forensik memastikan bahwa kematian Lilis tidak disebabkan oleh racun.

“Dari hasil uji laboratorium, tidak ditemukan adanya racun pada tubuh korban sehingga dugaan pihak keluarga bahwa korban diracun tidak dapat dibuktikan,” kata Kasat Reskrim Polres Bima, AKP Ericson, Selasa (18/10/2016).

Dia menjelaskan, hasil uji labfor sudah diterima pihaknya beberapa waktu lalu. Bahkan sudah disampaikan ke keluarga korban.

“Sebelumnya, sudah ada komitmen yang disepakati antara keluarga korban dengan kepolisian bahwa hasil autopsi dan labfor akan diterima dengan lapang dada,” ujar Ericson.

Menurut Ericson, dari keterangan dokter autopsi, Lilis meninggal karena penyakit bawaan sejak lahir.

“Ada pembuluh darah pada otak yang pecah sehingga mengakibatkan korban meninggal,” ujarnya.

Dia menjelaskan, setiap manusia mempunyai penyakit bawaan dari lahir. Namun, hal itu belum tentu diketahui oleh penderitanya. Sementara itu, untuk pembuluh darah di otak, ada yang tebal dan kuat. Ada juga yang tipis dan rentan pecah.

“Nah, kadang hal ini yang kurang kita pahami, korban mengalami kelainan pada pembuluh darah di otaknya,” tuturnya.

Ericson mengimbau keluarga korban agar tidak mudah percaya dengan isu yang berkembang tanpa jelas sumbernya.

“Saya harap hasil autopsi dapat diterima dan mengikhlaskan kepergian korban. Sebab, gugaan korban diracun itu tidak terbukti,” pungkasnya.

Sebelumnya diberitakan, kuburan Lilis Suryani, warga Desa Baralau, Kecamatan Monta, Kabupaten Bima, dibongkar setelah lima hari dimakamkan di TPU setempat.

Pelajar yang berumur 15 tahun itu diotopso untuk kepentingan penyidikan karena diduga tewas seusai mengonsumsi permen manisan yang diduga mengandung racun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com