Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Korban Sandera Abu Sayyaf: Seumur Hidup Ini adalah Pengalaman Paling Pahit

Kompas.com - 27/09/2016, 20:03 WIB
Sigiranus Marutho Bere

Penulis

KUPANG, KOMPAS.com - Sebanyak tiga orang korban penyanderaan kelompok bersenjata Abu Sayyaf asal Desa Latonliwo, Kecamatan Tanjung Bunga, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT) mengaku mengalami trauma mendalam usai dibebaskan.

Salah seorang korban Laurensius Koten yang mewakili dua temannya, kepada sejumlah wartawan di kantor Gubernur NTT, Selasa (27/9/2016) mengaku, menjadi korban sandera adalah sesuatu yang tidak akan terlupakan seumur hidupnya.

“Kalau untuk perlakuan kasar tidak kami rasakan. Kami hanya diancam mau dibunuh dipotong maupun ditembak. Seumur hidup kami ini adalah pengalaman yang paling pahit,” ucap Laurensius sambil berlinang air mata.

Ia pun terus mengucap syukur dan berterima kasih kepada semua pihak, khususnya pemerintah mulai tingkat desa hingga Pusat yang telah membantu dengan segala upaya sehingga mereka akhirnya bebas dengan selamat.

“Kami juga berterima kasih kepada seluruh masyarakat Indonesia atas doa yang sudah disampaikan sehingga kami bisa bebas dan selamat sampai tujuan. Kami tidak tahu apa-apa hanya dilepaskan saja begitu oleh mereka (kelompok Abu Sayyaf),”ujarnya.

Laurensius menceriterakan awalnya mereka disandera yakni pada Sabtu (9/7/2016) malam sekitar pukul 23.00 waktu setempat.

“Kami diculik oleh enam orang bersenjata lengkap. Mereka menggunakan speed boat dan bergerak cepat menodong kami dan membawa kami sampai ke Filipina sekitar pukul 09.00 waktu setempat. Kami tidak tahu bahasa yang mereka gunakan, tetapi salah satu dari para penculik itu menggunakan bahasa Melayu, tapi tidak lancar karena seperti orang yang baru belajar,” kata Laurensius.

Saat disandera selama dua bulan lebih, lanjut Laurensius, ia dan kedua rekannya cukup menderita karena sehari diberi makan hanya sekali dan itu pun tanpa lauk. Karena ingin bertahan hidup, ketiganya pasrah dengan kondisi itu sehingga ketika diberi makan apa saja, mereka terima.

Laurens pun enggan memberi tahu proses saat mereka dibebaskan

“Saat ini kami hanya mau ketemu dengan keluarga dulu,”kata Laurens.

Untuk diketahui, ketiga warga NTT tersebut diculik saat menangkap ikan di perairan Felda Sahabat, Tungku, Lahad Datu, Sabah, Malaysia, Sabtu (9/7/2016) sekitar pukul 24.00 waktu setempat. Korban bernama Laurensius Koten selaku juragan kapal pukat tunda LD/114/5S serta Emanuel Arkian Maran dan Theodorus Kopong.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com