Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Kesannya Pemerintah Cuek terhadap Kasus Munir Ini"

Kompas.com - 08/09/2016, 12:17 WIB
Andi Hartik

Penulis

MALANG, KOMPAS.com - Omah Munir menggelar nonton bareng untuk memperingati 12 tahun kematian aktivis hak asasi manusia Munir di Omah Munir, Kota Batu, Jawa Timur, Rabu (7/9/2016) malam.

Hadir ratusan mahasiswa dan aktivis dalam nonton bareng tersebut. Ada dua film yang diputar, yakni Garuda's Deadly Upgrade oleh Lexy Rambadeta dan His Story oleh Stave Pillar Setiabudi.

Perwakilan dari Sekretariat Omah Munir, Heni Rochmawati mengatakan, film itu sengaja diputar untuk mengingatkan kembali bahwa kasus kematian Munir belum selesai. Selain itu, untuk menunjukkan upaya sejumlah pihak dalam mengungkap kasus tersebut.

"Melalui film ini kita ingatkan bahwa kasus Munir belum selesai. Bukan hanya kasus Munir, film ini juga untuk mengingatkan kasus HAM yang lain juga belum selesai," kata Heni seusai nonton bareng.

Baca juga: Presiden Diharapkan Buka Temuan TPF soal Kasus Kematian Munir

Dikatakan Heni, yang hadir dalam nonton bareng itu adalah sejumlah anak muda. Terdiri dari mahasiswa dan aktivis. Dengan begitu, anak muda yang belum mengetahui persis peristiwa 1998 dan kematian Munir pada tahun 2004 bisa paham melalui pemutaran film tersebut.

Marliana Eka Fauzia, mahasiswi ilmu politik pascasarjana Universitas Airlangga (Unair) Surabaya mengaku salut dengan perjuangan sejumlah pihak untuk mengungkap kasus kematian Munir. Namun ia menyayangkan sikap pemerintah yang dianggapnya abai dalam penyelesaian kasus HAM.

"Seharusnya pemerintah peduli. Kesannya pemerintah cuek terhadap kasus Munir ini," katanya usai nonton bareng.

Menurutnya, pemerintah sejatinya harus andil dalam penyelesaian kasus tersebut. Apalagi, kasus itu sudah lama dan belum ada penyelesaian.

"Harusnya pemerintah juga ikut mendorong dan juga segera menyelesaikan kasus ini. Soalnya kan sudah lama tapi masih seperti ini. Belum pasti penyelesaiannya," ungkapnya.

Ke depan, ia berharap ada pendidikan HAM secara menyeluruh. Hal itu supaya masyarakat paham soal HAM dan bisa melakukan advokasi jika terjadi pelanggaran HAM.

"Saya berharap untuk meningkatkan mahasiswa dan anak muda, diadakan program hak asasi manusia. Setidaknya untuk melatih advokasi HAM. Kalau ada kasus HAM bisa segera diatasi," jelasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com