Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mendikbud Minta Malang Jadi "Pilot Project" Kokurikuler

Kompas.com - 02/09/2016, 13:52 WIB
Andi Hartik

Penulis

MALANG, KOMPAS.com - Meski sempat menuai protes, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Muhadjir Effendy terus berupaya untuk menerapkan kokurikuler atau pendidikan karakter. Bahkan, Muhadjir meminta Kabupaten Malang ikut membantu penerapan pendidikan tersebut.

"Saya mohon kalau bisa Kabupaten Malang juga mempelopori penerapan pendidikan karakter yang diplesetkan jadi full day," kata Muhadjir saat mengunjungi SDN Mangliawan I, Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Jumat (2/9/2016).

Muhadjir juga meminta kesediaan Pemerintah Kabupaten Malang untuk menjadi pilot project penerapan kokurikuler tersebut.

"Mohon nanti Malang bisa menjadi contoh. Karena saya dari Malang. Tapi bagi sekolah yang belum siap tidak usah diterapkan dulu," katanya.

Bagi Muhadjir, pendidikan karakter bagi anak itu sangat penting. Sebab, dengan pendidikan karakter, anak didik bisa lebih tangguh.

"Melalui pendidikan karakter ini, kita akan melahirkan generasi yang tahan banting, tidak lembek, tidak rapuh, tidak sedikit-sedikit wadul," ungkapnya.

Sementara itu, pendidikan karakter melalui kokurikuler akan dikemas dengan kegiatan yang menyenangkan. Hal itu supaya anak didik lebih enjoy dengan adanya kegiatan tersebut.

"Kokurikuler itu untuk menigkatkan, memantapkan pendidikan karakternya. Jadi semunya mengarah ke pembinaan rohani, bermain, jadi yang santai-santai saja. Karena kan sekarang tidak ada ITE, pelajaran TI, teknik informasi, nanti juga bisa disisipkan disitu. Tapi tidak perlu terlalu serius. Sifatnya mengembirakan," paparnya.

Dalam kesempatan yang sama, Bupati Malang Rendra Kresna menyambut baik permintaan Mendikbud. Menurut dia, kokurikuler sangat tepat jika diterapkan di sekolah yang ada di perkotaan.

"Saya kira itu bagus untuk ditingkatkan di perkotaan. Seperti ibu kota kecamatan dan sebagainya. Karena pada dasarnya yang harus betul-betul dijaga anak-anak itu pada waktu diantar sekolah dan sepulangnya. Kalau di sekolah sudah ada guru-guru yang ngawasi, di rumah ada orang tua," jelasnya.

Dengan begitu, Rendra menyebut adanya program kokurikuler oleh Mendikbud sangat membantu terhadap keamanan anak didik.

"Kalau ada pendidikan dan sekolah karakter dimana isinya itu setelah jam sekolah formal selesai, diisi dengan kegiatan kepramukaan, kesenian dan olahraga dan sebagainya, itu sangat terbantu," ungkapnya.

Meski demikian, Rendra mengaku bahwa program tersebut belum tepat jika diterapkan di pedesaan. Sebab, anak didik di pedesaan sudah menjalani kegiatan sehari penuh. Pagi sampai siang menjalani sekolah formal, sore menjalani sekolah diniyah dan malam ke langgar untuk belajar mengaji.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com