Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bunaken Tak Masuk 10 Destinasi Wisata Unggulan karena Kotor

Kompas.com - 30/07/2016, 05:42 WIB

MANADO, KOMPAS.com - Taman Nasional Bunaken tak masuk dalam 10 destinasi wisata unggulan di Indonesia karena kotor.

Menteri Pariwisata Arief Yahya berharap, Gubernur Olly Dondokambey dibantu Wali Kota Manado GS Vicky Lumentut segera membersihkan objek wisata ini.

"Bunaken sebagai salah satu ikon pariwisata Sulawesi Utara harus bersih, terbebas dari sampah," katanya saat menutup pelaksanaan "Festival Pesona Bunaken" sekaligus membuka Festival Pangan Nonberas di Manado, Jumat (29/7/2016).

Namun Arief juga berharap, masyarakat terus ikut mendukung geliat keberhasilan sektor pariwisata yang dimotori Gubernur Dondokambey dan Wakil Gubernur Steven Kan Sulut.

"Walaupun baru beberapa bulan memimpin daerah ini, tapi telah berhasil mendatangkan ribuan wisatawan asing dari Tiongkok," katanya.

Sebelumnya diberitakan, ada 10 destinasi wisata unggulan 2016 yang dicanangkan oleh Kementerian Pariwisata, yaitu Danau Toba, Tanjung Kelayang, Kepulauan Seribu, Tanjung Lesung, Borobudur, Bromo-Tengger-Semeru, Mandalika, Wakatobi, Labuan Bajo dan Pulau Morotai.

Pemerintah pusat, lanjutnya, akan memberikan apresiasi positif kepada gubernur dan wakil gubernur yang memajukan sektor pariwisata. Salah satunya seperti Festival Pangan Nonberas yang digelar di Manado.

"Festival Pangan Nonberas adalah kolaborasi festival pariwisata dan ekonomi kreatif, dan wisata kuliner sangat cepat mendatangkan devisa, dan paling banyak dikunjugi wisatawan.

"Saya minta Gubernur menyurat ke Kementerian Pariwisata sehingga bisa menunjang wisata kuliner di daerah ini, begitupun dengan bupati dan wali kota di Sulawesi Utara," ucapnya.

Bupati dan wali kota, ungkapnya, dapat memfasilitasi setiap kunjungan wisatawan ke daerahnya sehingga geliat kepariwisataan di provinsi berpenduduk lebih dari 2,5 juta orang ini terlihat kemajuannya.

"Kementerian Pariwisata tidak akan tinggal diam melihat keberhasilan pariwisata di daerah ini, melalui deputi-deputi yang ada nantinya akan membantunya," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com