Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ratusan Umat Buddha Laksanakan Prosesi "Tipitaka Chanting" di Candi Borobudur

Kompas.com - 17/07/2016, 20:39 WIB
Kontributor Magelang, Ika Fitriana

Penulis

MAGELANG, KOMPAS.com - Ratusan umat Buddha dari sangha Theravada melakukan pembacaan Tipitaka Chanting dan Asadha Mahapuja 2560 Buddhis Era di pelataran Candi Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Minggu (17/7/2016).

Ritual yang dipimpin langsung oleh Bante Dhamakaro Mahathera ini akan digelar selama tiga hari ke depan. Umat Buddha dari berbagai daerah itu dengan khusyuk membaca kitab suci Tipitaka.

Ketua Panitia Indonesia Tipitaka Chanting dan Asadha Mahajupuja 2560/2016, Bante Dhammakaro Mahathera, menjelaskan bahwa asadha merupakan refleksi dengan mengulang ajaran Buddha Gotama yang dulu disampaikan melalui lisan, kemudian ditulis menggunakan bahasa Pali.

Menurut dia, Tipitaka Chanting untuk melestarikan budaya membaca Tipitaka yang telah dilakukan oleh 500 siswa mulia (arahat) pada konsil pertama.

"Menjaga dan mempertahankan kemurnian Dhamma dengan mengulang kembali Tipitaka pali yang memuat kotbah autentik Buddha Gotama," ujar Bante Dhammakaro, disela-sela kegiatan.

"Mengulang kembali ajaran Buddha agar selalu mengingat untuk berbuat kebijakan, menghindari kejahatan dan memurnikan pikiran." kata dia.

Bante Dhammakaro mengatakan, Tipitaka adalah kitab suci yang menyimpan ajaran Buddha dan telah dipaparkan oleh Buddha Gotama lebih dari 2.600 tahun. Tipitaka berisi semua khotbah, aturan kehidupan kebhikkhuan dan falsafah agama Buddha.

"Para Bhikkhu dan umat Buddha akan membaca kembali kotbah Buddha untuk mengajarkan kebenaran, sekaligus mendoakan kemajuan bagi manusia," kata dia.

Sedangkan Asadha, ujar Bante Dhammakaro, merupakan peristiwa penting ketika Buddha Gotama pertama kali memberikan kotbahnya pada tahun 588 SM.

Asadha menjadi salah satu hari besar bagi umat Buddha yang diperingati setiap tahun.

"Peristiwa tersebut sangat monumental, karena dengan dasar cinta kasihnya kepada semua mahluk tersebut, sang Buddha berkenan mengajarkan jalan untuk pembebasan dari penderitaan bagi semua makluk tersebut," tuturnya.

Usai pembacaan Tipitaka dan Pujabakti Agung, prosesi dilanjutkan dengan kirab Mahapuja untuk memberikan penghormatan kepada Buddha Gotama.

Kirab dimulai dari pelataran Candi Mendut, Candi Pawon dan berakhir di Candi Agung Borobudur.

Bante Dhammakaro menuturkan seluruh prosesi ini juga untuk memperkokoh keyakinan umat Buddha Sang Tiratama agar terbentuk benteng moral yang kokoh dalam menjalankan kehidupan yang bermoral.

"Berbudi pekerti luhur dan mendoakan kemajuan dan kesejahteraan bangsa. Karena cinta kasih merupakan suatu kekuatan yang mengaitkan hati untuk menyembuhkan dan menyatakan dalam kebersamaan," tuturnya.

Kompas TV Waisak Kelar, Candi Borobudur Dibuka Lagi
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com