Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Putra Buruh Bangunan Ini Diterima Kuliah dan Dapat Beasiswa di UGM

Kompas.com - 01/07/2016, 14:08 WIB
Wijaya Kusuma

Penulis

SLEMAN,KOMPAS.com - Tangis haru bercampur bahagia mewarnai keluarga Heni Setiawati (39) di Jalan KH Kasan Besari, Kauman, Ponorogo, Jawa Timur.

Heni dan suaminya Suryo Sungkowo (52) tidak menyangka jika putra sulungnya, Surya Panaragan, diterima kuliah di Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta tanpa dipungut biaya hingga lulus kuliah.

"Suami saya menjadi buruh bangunan dan merantau berpindah tempat. Ya, dari satu kota ke kota lain," ujar Heni melalui keterangan pers dari Humas UGM.

Heni menuturkan, setiap tiga bulan sekali suaminya pulang untuk berkumpul dengan keluarga. Uang yang dibawa pulang, hasil dari menjadi buruh bangunan, sangatlah pas-pasan.

"Jadi agar cukup, saya juga jualan pakaian secara berkeliling di sekitar kampung," ujarnya.

Sebelum tahun 2002, ia dan suami beserta anaknya hidup tidak menetap. Mereka selalu berpindah-pindah dari satu kontrakan ke kontrakan lai.

Kini Heni dan Suryo beserta ketiga anaknya tinggal menumpang di sebuah rumah milik sang kakak di Ponorogo. "Kami tinggal disini sejak 2002," ucapnya.

Kendati hidup dalam segala keterbatasan, Heni bersyukur memiliki tiga anak laki-laki penurut dan mengerti kondisi keluarga.

Surya selama ini giat belajar untuk mencapai cita-citanya agar bisa kuliah di perguruan tinggi negeri.

Kegigihan dan tekad keras Surya inilah yang membuat orangtuanya semakin tegar dan berusaha untuk mewujudkan keinginan si sulung.

Heni mengakui bahwa awalnya ia sempat merasa gamang tidak bisa memenuhi keinginan buah hatinya. Ia menyadari bahwa biaya kuliah mahal, sementara kondisi perekonomian keluarga serba pas-pasan.

Kegamangan tersebut sirna setelah mendapat kabar anaknya diterima kuliah di universitas negeri tertua di Indonesia, UGM, melalui jalur beasiswa Bidikmisi. Bahkan, tanpa dipungut biaya hingga lulus kuliah.

"Saya ikut senang, cita-cita anak untuk bisa kuliah bisa terwujud,” kata Heni.

Bagi Heni, tidak ada yang lebih membahagiakan selain melihat anaknya meraih mimpi menjalani pendidikan dengan baik.

Kini Heni dan suaminya masih mencari solusi terbaik untuk kehidupan putranya di Yogyakarta. Sebab, biaya indekos juga mahal.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com