Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sidak Pasar, Bupati Semarang Minta Pedagang Tak Seenaknya Naikkan Harga

Kompas.com - 29/06/2016, 15:33 WIB
Kontributor Ungaran, Syahrul Munir

Penulis

UNGARAN, KOMPAS.com - Bupati Semarang Mundjirin meminta para pedagang kebutuhan pokok tidak seenaknya menaikkan harga barang menjelang Lebaran. Mundjirin meminta kenaikan harga dilakukan dengan wajar dan tidak mengeruk keuntungan berlebihan.

"Harapannya masyarakat bisa dapat barang-barang kebutuhannya untuk merayakan Lebaran dengan mudah dan murah. Janganlah berlebihan menaikkan harga," kata Mundjirin saat berdialog dengan salah satu pedagang di Pasar Suruh, Rabu (29/6/2016) pagi.

Mundjirin sengaja datang ke Pasar Suruh untuk memantau perkembangan harga kebutuhan pokok masyarakat, terutama di pasar tradisional menjelang Lebaran. Ikut serta dalam kunjungan itu Wakil Bupati Semarang Ngesti Nugraha, Kapolres Semarang AKBP Vincentius Thirdy Hadmiarso, Kepala Diskopperindag M Natsir, Kepala Distanbunhut Urip Triyoga dan pejabat terkait lainnya.

Menurut Mundjirin, kenaikan harga untuk beberapa barang masih dalam taraf wajar. Ia berharap kondisi ini dapat bertahan sampai Lebaran nanti, termasuk ketaatan para pedagang menjual barang yang bermutu baik.

"Hasil pantauan tadi, daging sapi, ayam dan ikan serta beberapa komoditas lainnya mutunya baik," ujarnya.

Berdasarkan data Diskopperindag Kabupaten Semarang, harga daging sapi murni pada minggu keempat Juni ini masih di kisaran Rp 112.000 per kilogram. Sedangkan daging ayam broiler naik Rp 1.000, menjadi Rp 31.000 dan daging ayam kampung Rp 60.000 per kilogram.

Sedangkan telur ayam ras Rp 18.000 per kilogram dan telur ayam kampung Rp 35.000 per kilogram. Komoditas yang paling tinggi kenaikan harganya adalah cabai rawit merah, yakni dari Rp 8.000 menjadi Rp 23.000. Sedangkan beras C4 super stabil di harga Rp 10.500 dan C4 biasa Rp 9.500.

Sementara itu, Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan melalui Kabid Keswan dan Kesmavet Sri Hartiyani menjelaskan, pihaknya terus memantau mutu daging sapi dan ayam yang dijual di pasar tradisional, khususnya menjelang bulan Ramadhan, selama dan setelah lebaran.

Sepanjang bulan Juni ini, lanjutnya, tim terpadu telah menemukan daging tidak layak konsumsi di tiga pasar tradisional. Di Pasar Pringaspus pada awal Juni lalu ditemukan 1,7 kilogram daging sapi tidak layak konsumsi, lalu 6,7 kilogram daging tetelan berbau tak sedap dan 1,2 kilogram daging ayam tak layak konsumsi.

Kemudian pada tanggal 15 Juni di Pasar Kembangsari ditemukan 3,4 kilogram daging ayam tak layak konsumsi serta di Pasar Projo Ambarawa ditemukan 6,8 kilogram daging ayam yang pemotongannya menyalahi aturan.

"Kami memantau secara intensif bersama kepolisian. Karena pengawasan yang ketat, peredaran daging tak bermutu itu bisa ditekan. Bahkan sampai hari ini tidak lagi ditemukan," kata Sri Hartiyani.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com