Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Melalui E-Katalog, Dua RSUD Semarang Jamin Tidak Ada Vaksin Palsu

Kompas.com - 28/06/2016, 14:48 WIB
Kontributor Ungaran, Syahrul Munir

Penulis

UNGARAN, KOMPAS.com - Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ungaran, Setya Pinardi termasuk orang yang kaget dengan kabar peredaran vaksin palsu yang sudah masuk wilayah Jawa Tengah. Namun ia menjamin tidak ada vaksin palsu masuk di RSUD Ungaran setelah dirinya mengecek ulang proses pengadaan vaksin di institusi yang dipimpinnya.

"Selama kita mengikuti prosedur pengadaan vaksin melalui e-katalog, saya rasa ancaman masuknya vaksin palsu di rumah sakit sangat minim," kata Pinardi, Selasa (28/6/2016).

Menurut Pinardi, pintu masuk peredaran vaksin palsu ada di tahap distribusi. Penggunaan e-katalog dapat meminimalisasi masuknya vaksin palsu maupun obat-obatan tak resmi, yang berpotensi beredar di rumah sakit. Namun penggunaan e-katalog pun tidak menjamin 100 persen pasokan vaksin maupun obat-obatan yang aman.

"Sistem e-katalog ini adalah rujukan dari pusat. Mulai dari penunjukan pabrik hingga distributor. Sehingga saya rasa aman dari vaksin palsu, kecuali ada oknum distributor yang bermain," ujarnya.

Pinardi berterus terang belum mengetahui ciri-ciri vaksin palsu. Pihaknya berharap segera ada surat edaran resmi dari Kementerian Kesehatan, terkait ciri-ciri vaksin palsu.

"Pengadaan vaksin di RSUD Ungaran selama ini melalui Dinas Kesehatan dan persediaannya masih mencukupi," ujarnya.

Sementara terpisah, Direktur RSUD Ambarawa dr Rini Susilowati mengatakan, pihaknya tidak pernah melakukan pengadaan vaksin secara mandiri. Kebutuhan vaksin selama ini dipasok dari dari Dinas Kesehatan Kabupaten Semarang. Pengiriman vaksin dilakukan bila pasokan di layanan vaksin RSUD Ambarawa sudah menipis.

"Kalau persediaan mau habis, kita ambil lagi ke Dinkes," kata Rini.

Terkait peredaran vaksin palsu ini, Rini meminta kepada masyarakat agar mempercayakan imunisasi anak kepada Puskesmas maupun RSUD. "Puskesmas menurut saya justru luar biasa, karena kontrol vaksinnya ketat," ujarnya. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com