Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Aher Minta Pengadaan Vaksin Dievaluasi

Kompas.com - 27/06/2016, 14:48 WIB
Reni Susanti

Penulis

BANDUNG, KOMPAS.com - Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan meminta proses lelang untuk pengadaan vaksin dievaluasi. Hal ini menyusul ditemukannya vaksin palsu yang beredar di masyarakat.

“Kami menyesalkan ada vaksin palsu. Kenapa tidak terperiksa, pengadaan barang dan jasa kan pake lelang,” ujar Aher di Bandung, Senin (27/6/2016).

Aher menjelaskan, agar tidak kembali kecolongan vaksin palsu, harus dilakukan evaluasi dalam pengadaan vaksin.

Selama ini, sambung Aher, proses pengadaan vaksin tidak dilakukan di daerah, melainkan oleh pemerintah pusat. Daerah pun biasanya mendapat kiriman obat-obatan dan vaksin langsung dari pemerintah pusat. Meski begitu, menurut dia, pemerintah pusat dan daerah harus segera melakukan penelusuran untuk memastikan terbebas dari vaksin palsu.

"Mudah-mudahan terungkap, tidak di banyak tempat," katanya.

Sementara itu, Menteri Kesehatan Nila Djoewita Moeloek mengatakan, pihaknya segera berkoordinasi dengan Komite Ahli Imunisasi untuk menyusun rencana tindak lanjut.

"Melakukan estimasi pemakaian/penjualan vaksin impor, agar dapat memperhitungkan dampak dari vaksin palsu ini," katanya dalam rilis yang diterima Kompas.com.

Dia pun menjamin, vaksin yang beredar di unit-unit pelayanan kesehatan aman dan tidak berbahaya. Berdasarkan hasil investigasi, vaksin yang dipalsukan hanya vaksin impor yang harganya mahal.

"Jadi kalau vaksin dari Biofarma tidak dipalsukan. Itu menurut pengakuan tersangka," ucapnya.

Vaksin produksi Biofarma, hanya dijadikan sebagai bahan oplosan untuk vaksin palsu. Vaksin yang dipalsukan adalah vaksin Engerix-B untuk hepatitis B, vaksin Havrix untuk hepatitis A, dan vaksin Pediacel untuk pertusis, difteri, tetanus, Hib, dan IPV.

Ia meminta masyarakat tetap tenang dan percaya dengan vaksin yang dipakai pemerintah untuk program vaksinasi wajib.

"Jika anak anda mendapat imunisasi di Posyandu, Puskesmas, dan rumah sakit pemerintah, maka vaksin yang disediakannya asli," ucapnya.

Pemerintah, mendapatkan vaksin langsung dari produsen dan distributor resmi. Namun jika masyarakat khawatir dengan vaksin yang dikonsumsi anaknya, harus segera berkonsultasi ke dokter dan fasilitas layanan lainnya. "Jika vaksinnya terbukti palsu, anak berikan imunisasi ulang," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com