Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kepiting Kerap Dicuri Nelayan Filipina, Nelayan Nunukan Mengeluh

Kompas.com - 19/06/2016, 08:02 WIB
Sukoco

Penulis

NUNUKAN, KOMPAS.com – Sejumlah nelayan pencari kepiting di Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara, mengeluhkan semakin sulitnya mencari kepiting di wilayah perbatasan Sungai Ular, Peraiaran Pom Pom hingga hulu sungai Sebuku.

Biasanya, dalam 3 hari, mereka mengaku mendapat kepiting minimal 50 kilogram. Namun sekarang, untuk mendapatkan kepiting sebanyak itu, ia harus bertahan hingga 5 hari.

“Sekarang 5 hari bertahan kadang baru bisa dapat 50 kilo. Itupun kalau beruntung,” keluh Rusdi, salah satu nelayan pencari kepiting di Nunukan, Minggu (19/6/2016).

Rusdi mengaku sulitnya mencari kepiting karena banyak nelayan Filipina yang masuk ke perairan perbatasan secara ilegal.

Selain menyaru sebagai nelayan Indonesia, nelayan dari Filipina ini juga tinggal di rumah pondok di area bekas tambak warga. Meski sering diusir, namun jumlah mereka yang banyak membuat nelayan hanya pasrah.

"Ada sekitar 20 orang di situ. Mereka tinggal di pondok bekas tambak warga sehingga sulit dikenali karena seperti nelayan Indonesia," kata Rusdi.

Para nelayan kepiting sudah berusaha melaporkan hal tersebut kepada Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Nunukan. Sayangnya, mereka mangaku tidak bisa menemui kepala dinas karena tidak berada di tempat. Mereka mengaku akan melaporkan hal tersebut kepada petugas penjaga perbatasan Satgas Pamtas Yonif 614/ Radja Pandhita.

“Bagaimana mau melapor, kepala dinasnya gak ada di tempat. Kita mau laporkan ini kepada Satgas Pamtas," kata Rusdi.

Sebelumnya, satu nelayan pencari kepiting yang disinyalir dari Suku Bajao dan tinggal di wilayah Tawau, Malaysia, diamankan oleh Satuan Tugas Pamtas Yonif 614/ Raja Pandhita, Minggu (12/6/2016) lalu ketika mencari kepiting di Sungai Ular.

Nelayan bernama Mujin (24) saat ini diamankan di kantor Imigrasi Nunukan menunggu dideportasi ke negaranya. Saat ditangkap, Mujin mengaku sebagai warga Negara Malaysia, sementara kedua orangtuanya merupakan warga Negara Filipina.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com