Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hutan Lindung Rusak Parah, Warga Nunukan Tulis Surat ke Jokowi

Kompas.com - 14/06/2016, 23:47 WIB
Sukoco

Penulis

NUNUKAN,KOMPAS.com – Prihatin dengan kondisi Hutan Lindung Pulau Nunukan yang rusak, warga puluhan warga Nunukan menulis surat kepada presiden.

Mereka mengadukan konsidi hutan lindung pulau Nunukan yang sudah berubah fungsi menjadi lahan sawit dan perumahan warga.

Suparlan Kasmin, salah satu warga Nunukan yang mengirimkan surat tersebut ke Presiden Joko Widodo mengatakan, tingkat kerusakan HLPN sudah sangat parah.

“Sungai Bolong satu satunya sungai terbesar yang berhulu dari hutan lindung sekarang berubah menjadi parit saking kecilnya debit air,” ujarnya Selasa (14/06/2016).

Dalam surat yang ditulis kepada Presiden Joko Widodo 3 bulan lalu, Suparlan mengaku hanya Presiden satu satunya harapan warga Nunukan yang bisa menyelamatkan keberadaan HLPN.

Menurut dia, Pulau Nunukan seharusnya memiliki kawasan tangkapan air lebih dari 7.000 hektar dari luasan pulau lebih dari 23.000 kilometer persegi. Alih alih adanya kawasan hutan sebagai kawasan tangkapan air hujan, sisa tegakan pun saat ini masih menjadi jarahan illegal logging.

“Sekarang barangkali masih ada kegiatan illegal logging,” ucap Suparlan.

Akibat rusaknya HLPN, ketersediaan air bersih warga Pulau Nunukan akan bermasalah jika seminggu tak diguyur hujan.

Sebagai staff dibidang Administrasi dan Keuangan PDAM Nunukan, Suparlan tahu betul berapa liter air dari Sungai Bolong sebagai sumber utama PDAM mendapat bahan baku air untuk diolah.

“Kapasitas debit air Sungai bolong 50 liter perdetik, kalau kita olah satu bulan kering sungai,” kata dia.

Suparlan mengaku belum tahu pasti apakah surat yang dikirim melalaui pos tersebut sudah sampai di tangan Presiden Joko Widodo. Yang pasti sampai saat ini pihaknya belum pernah menerima respons dari Istana Kepresidenan.

Demi masa depan anak cucu mereka, dia berharap Presiden Jokowi menanggapi serius surat yang dikiirimkannya.

“Kita lahir besar dan meninggal disini, jangan meninggalkan air mata untuk anak cucu kita tapi tinggalkanlah mata air untuk mereka,” ucap Suparlan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com