Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Konversi Angkot ke Bus di Bandung Terganjal Harga Trayek

Kompas.com - 07/06/2016, 17:05 WIB
Dendi Ramdhani

Penulis

BANDUNG, KOMPAS.com - Pemerintah Kota Bandung berupaya membeli angkutan kota milik pengusaha angkot untuk dikonversi menjadi bus. Namun, untuk membeli angkot itu, Pemkot Bandung terkendala adanya biaya tambahan berupa harga trayek di luar harga angkot.

Konversi angkot ke bus itu merupakan strategi penataan moda transportasi massal di Kota Bandung.

(Baca Ridwan Kamil Sebut Sopir Angkot Dukung Konversi Angkot ke Bus)

Kepala Dinas Perhubungan Kota Bandung Didi Ruswandi mengatakan telah menyediakan anggaran Rp 10 miliar untuk pembelian angkot tahap awal.

Akan tetapi, para pengusaha angkot bersedia menjual angkotnya jika satu paket dengan harga trayek. Alasannya, mereka dulu juga membeli biaya trayek.

"Yang jadi masalah belum disosialisasikan. Di kalangan mereka, menjual mobil suka ada biaya trayek. Mobil dilihat kondisinya, kalau kondisinya 50 persen, kita beli 50 persen dari harga asli. Tapi kalau mau diambil, maka ada biaya trayek," ucap Didi via telepon seluler, Selasa (7/6/2016).

Dia menjelaskan, Dishub Kota Bandung tidak dapat membeli trayek angkot sebab anggaran yang disediakan hanya untuk membeli angkotnya.

"Harga trayek dulu waktu zaman jayanya angkot yang jurusan Margahayu-Ledeng itu Rp 70 juta. Sekarang mulai turun karena penumpangya berkurang. Tapi kita aturannya anggaran dialokasikan hanya untuk beli angkotnya," ujar Didi.

Saat ini Dishub Kota Bandung tengah menyusun kriteria angkot yang akan dibeli. Jika para pengusaha angkot setuju pembelian tanpa biaya trayek, maka pembelian akan dilakukan dalam waktu dekat.

"Kita coba dulu. Ketika mobil itu dibeli, trayek dihapus akan dibuat rute baru untuk bus," jelas Didi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com