Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi Minta Harga Daging Turun di Bawah Rp 80.000, Masyarakat Menunggu

Kompas.com - 01/06/2016, 08:38 WIB
Kontributor Ungaran, Syahrul Munir

Penulis

UNGARAN, KOMPAS.com - Lebih dari sepekan sejak Presiden Joko Widodo menginstruksikan para menterinya untuk menurunkan harga daging sapi hingga di bawah Rp 80.000 per kilogram, harga daging sapi disejumlah pasar tradisional di Kabupaten Semarang belum beranjak turun.

Pantauan di Pasar Bandarjo, Ungaran, Selasa (31/5/2016), harga daging sapi masih bertahan pada kisaran Rp 100.000 hingga Rp 115.000 per kilogramnya. Bahkan harga daging sapi pada kisaran Rp 100.000 per kilogram ini bertengger sejak akhir tahun 2015 lalu. Kondisi ini tentu sangat mempengaruhi daya beli masyarakat. Para pembeli cenderung mengurangi konsumsi daging sapi untuk menekan pengeluaran.

"Untuk warga yang nggak punya seperti saya, kalau kepingin makan daging ya berat. Belinya ya standar, kalau mau beli seperempat ya seperempat," kata Sulasmiyati, salah satu pembeli di Pasar Bandarjo Ungaran.

Dia berharap, permintaan Jokowi untuk menurunkan harga daging sapi hingga Rp 80.000 dapat terwujud. Apalagi sebentar lagi sudah memasuki bulan puasa.

"Harapannya ya seneng sekali. Mintanya ya bulan puasa daging murah, biar bisa makan daging gitu to ya," ujarnya.

Harapan agar harga daging sapi segera turun juga diungkapkan oleh para pedagang. Santoso, salah seorang penjual daging di Pasar Bandarjo Ungaran mengatakan, jika harga daging turun hingga Rp 80.000 per kilogramnya seperti yang diminta oleh Presiden Jokowi, ia yakin omzet penjualan daging akan meningkat. Tingginya haga daging saat ini, lanjutnya, dikarenakan harga dari peternak juga sudah tinggi.

"Wah Alhamdulillah kalau bisa turun itu pasti konsumsi daging banyak, masyarakat pasti senang. Kalau bisa dioperasi saja biar bisa turun, bisa delapan puluh," kata Santoso.

Tak hanya daging sapi, komoditas daging ayam menjelang Ramadhan juga terus merangkak naik. Sepekan lalu, harga daging ayam berada dikisaran Rp 28.000 per kilogram, namun sekarang sudah mencapai Rp 32.000 per kilogramnya.

Menurut salah satu penjual daging ayam, Indah Puji Astuti, kenaikan harga daging ayam juga mulai mulai mengurangi omset penjualan. Konsumen mengurangi pembelian daging ayam dengan mencari barang subtitusi lainnya seperti tempe atau tahu.

"Ya mesti pengaruh, pengaruh yang biasanya beli dua kilo ya beli satu kilo," kata Puji.

baca juga: Jokowi Tak Mau Tahu, Menteri Harus Turunkan Harga Daging di Bawah Rp 80.000

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com