Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

14 Anak di Puncak Jaya Alami Gangguan Fisik

Kompas.com - 01/06/2016, 08:07 WIB
Fabio Maria Lopes Costa

Penulis

JAYAPURA, KOMPAS.com - Sebanyak 14 anak di Kabupaten Puncak Jaya, Papua, ditemukan dalam kondisi mengalami gangguan fisik. Rata-rata usia yang anak mengalami gejala tersebut pada umur 4 tahun sampai 9 tahun.

Kepala Bidang Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Provinsi Papua dr Aaron Rumai num di Jayapura, pada Rabu (1/6/2016 ) mengatakan, pihaknya menemukan belasan anak dalam kondisi gangguan fisik setelah terjun langsung ke Puncak Jaya pada 13 Mei 2016 lalu .

“Kami menemukan sebanyak 14 anak yang dicurigai mengalami gangguan tumbuh kembang dan polio karena masalah sulitnya faktor geografis. 14 anak itu bermukim di tiga distrik, yakni Mulia, Ilu, dan Tingginambut . Saat ini kami masih menantikan tim dari Kementerian Keseha tan untuk menginvestigasi masalah tersebut ,” kata Aaron.

Dia menuturkan, temuan ini pertama kali terungkap dari laporan salah seorang dokter yang bertugas di Puncak Jaya bernama Sri. Saat itu dr Sri sementara melaksanakan Pekan Imuninasi Nasional pada Maret lalu. Ia menemukan sebanyak 24 anak yang mengalami gangguan fisik.

“Ketika terjun langsung sana, kami hanya bisa menemukan 14 anak yang mengalami karena sulitnya kondisi geografis. Kelainan fisik berupa bentuk kaki yang tidak normal dan bengkok. Selain itu, ada anak yang lumpuh total,” tutur Aaron.

Dia menduga masalah kesehatan yang menimpa 14 anak ini karena kurang optimalnya pemeriksaan atas ibu hamil dan imunisasi bagi anak.

“Kondisi keamanan di Puncak Jaya yang rawan konflik menyebabkan tenaga kesehatan tak bisa bekerja optimal untuk memberikan imunisasi dan pemeriksaan ibu hamil,” tutur Aaron.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Puncak Jaya Butinggen Telenggen mengatakan, pihaknya akan meningkatkan kegiatan imunisasi selama enam bulan ke depan untuk mengantisipasi meluasnya masalah gangguan fisik pada anak.

Ketua Ikatan Dokter Anak Seluruh Indonesia Provinsi Papua dr James Timothy mengatakan, kemungkinan penyebab kelainan gagal tumbuh kembang pada anak karena adanya infeksi sewaktu ibunya hamil.

“Virus yang menyerang selama masa kehamilan seperti Rubbela. Saat ini kami belum berencana menginvestigasi kasus ini karena belum mendapatkan laporan lengkap dari Dinkes Papua,” papar James. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com