Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dua Napi Ini Gunakan Sarung untuk Kabur dari Lapas Pamekasan

Kompas.com - 31/05/2016, 20:04 WIB
Taufiqurrahman

Penulis

PAMEKASAN, KOMPAS.com - Dua narapidana Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Klas IIA Pamekasan, masing-masing bernama Bambang Sutrisno dan Wali Muksin, asal Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, melarikan diri dengan cara menjebol plafon kamar tahanan, Sabtu malam (28/5/2016) kemarin.

Kedua napi tersebut kabur setelah menjebol plafon, lalu memanjat tembok sisi selatan lapas dan melompat dengan menggunakan sarung.  

Kepala Urusan Umum Lapas Pamekasan, Restu Wedy Lutfianto menjelaskan, kaburnya dua tahanan tersebut tidak diketahui jamnya. Namun saat diperiksa pada Sabtu malam, keduanya sudah tidak ada di dalam tahanan.

"Pintu kamar tahanan sudah terkunci sesuai dengan prosedur tetap, tapi kedua napi kabur lewat atap yang dijebol," kata Restu, Selasa (31/5/2016).

Setelah diketahui ada napi yang kabur, pihak Lapas langsung membentuk tim berlapis untuk melakukan penyelidikan dan penangkapan.

Beberapa napi lainnya yang kamarnya berdampingan sudah dimintai keterangan. Namun tidak ada satupun yang mengetahui kronologi larinya kedua napi tersebut.

Tim yang dibentuk Lapas, kata Restu meliputi tim pertama dari Polsek Dasuk Sumenep, tim kedua Polsek Kalianget Sumenep dan Pelabuhan Kalianget Sumenep, tim ketiga dari Posek Labang Bangkalan, dan tim keempat menjaga di Pelabuhan Kamal.

"Sampai saat ini belum ada perkembangan terhadap dua narapida yang kabur. Lapas masih terus berkoordinasi dengan pihak Polres Pamekasan dan Polres Sumenep, terutama polsek jajaran tempat kedua napi tersebut berasal," ungkap Restu.  

Kedua napi tersebut tersangkut kasus yang berbeda. Bambang Sutrisno terpidana kasus asusila dengan hukuman 3 tahun enam bulan. Sisa tahanannya saat ini satu tahun sembilan bulan.

Sementara Wali Muksin, terpidana kasus pencurian dengan masa tahanan dua tahun enam bulan. Sisa masa tahanannya satu tahun enam bulan.

"Kemungkinan mereka kabur karena sudah jenuh atau stres dan tidak menemukan solusi," tutur Restu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com