Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Nenek Miskin di Tengah Kota Bertajuk Peduli

Kompas.com - 30/05/2016, 14:02 WIB
Suddin Syamsuddin

Penulis

PAREPARE, KOMPAS.com — Ros, nenek berusia 70 tahun, warga Kelurahan Wattang Soreang, Kecamatan Soreang, Kota Parepare, Sulawesi Selatan, terpaksa harus tinggal di gubuk berukuran 2 x 3 meter yang dibangun di atas selokan.

Dia tinggal di gubuk di pinggir jalan Trans-Sulawesi Parepare-Pinrang sejak enam tahun lalu dan hidup sebatang kara.

Untuk menghidupi dirinya, Ros menjadi tukang masak di pabrik kayu tak jauh dari gubuknya dengan upah Rp 300.000 per bulan.

"Dengan gaji Rp 300.000 per bulan, makan siang saat usai memasak untuk para tukang kayu, di situlah sarapan, makan siang, dan makan malam saya," kata Ros saat ditemui di gubuknya, Senin (30/5/2016).

Ros mengaku mendambakan bantuan beras untuk warga miskin (raskin) dari Pemerintah Kota Parepare. Maka dari itu, ia menulis harapan itu di atas pintu masuk gubuknya, "penerima beras miskin hanya impian belaka".

"Beras miskin bantuan pemerintah hanya dua kali dalam setahun datang. Itu pun hanya sekitar 10 liter," kata Ros.

Wakil Wali Kota Parepare, Faisal Andi Sapada, saat ditemui mengatakan, Pemerintah Parepare mestinya peduli kepada warga seperti Nenek Ros, tinggal sebatang kara dan jarang tersentuh bantuan.

"Nenek Ros sengsara di tengah kota bertajuk peduli. Mestinya, aparat terkait memperhatikan Nenek Ros karena janji politik Wali Kota Parepare adalah gratis dari lahir hingga mati, mana?" tanya Faisal.

Sementara itu, mantan Wali Kota Parepare Sjamsu Alam sangat terkejut mendengar masih ada warga miskin di Kota Parepare tak menerima bantuan.

"Pada zaman saya jadi wali kota, laporan warga miskin terus masuk, jadi kita tak pernah lupa membantu orang yang pantas dibantu," kata Sjamsu Alam.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com