Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mahalnya Biaya Sekolah Orangutan...

Kompas.com - 28/05/2016, 08:05 WIB
Dani Julius Zebua

Penulis

BALIKPAPAN, KOMPAS.com – Membentuk orangutan memiliki kemampuan hidup di alam liar memerlukan dana sangat besar.

CEO Yayasan Borneo Orangutan Survival Foundation, Jamartin Sihite, mengungkapkan, dana yang dikeluarkan untuk mendidik satu orangutan antara Rp 2,5 juta hingga Rp 3 juta per bulan.

Dana itu untuk membiayai seluruh kegiatan orangutan mulai belajar hingga kesehatannya selama mengikuti program reintroduksi di sekolah orangutan di hutan Samboja Lestari milik BOSF. 

“Terbesar adalah biaya makan,” kata Jamartin di sela pelepasliaran lima orangutan ke hutan Kehje Sewen di Kecamatan Muara Wahau, Kutai Timur, Kalimantan Timur, Jumat (27/5/2016).

“Itu hitungan biaya dari sejak masuk sekolah hingga saat dilepasliarkan,” kata Jamartin.

Ditilik dari individu orangutan yang kini dilepasliarkan, angka dana yang dikeluarkan untuk tiap orangutan menjadi fantastis. BOSF segera melepasliarkan tiga jantan dan dua betina, yakni Kenji, Hope, Raymond, Gadis, dan Angely.

Kenji, jantan yang menjalani rehabilitasi selama enam tahun, kini akan dilepasliarkan. Itu berarti selama enam tahun, pendidikan untuk Kenji sudah menghabiskan dana Rp 150 juta.

“Ratusan jutalah untuk satu individu orangutan,” kata Jamartin.

“(Biaya) akan bengkak di hari musim kering, saat air sungai surut. Bisa ada orangutan yang masuk ke kebun warga atau permukiman. Warga meminta ganti rugi sana sini,” kata Jamartin.

Habitat menyempit

Alam liar adalah habitat hidup orangutan. Di sana hampir tak ada pertemuan manusia dengan orangutan. Kenyataan hutan menyempit menyebabkan konflik manusia dengan orangutan meningkat. Hal itu setidaknya terlihat dari banyaknya bayi orangutan yang disita Balai Konservasi Sumber Daya Alam dari tangan warga.

Kepala BKSDA Kaltim, Sunandar Trigunajasa mengatakan, kebanyakan kasus orangutan temuan biasanya setelah habis diburu.

“Kami dapat dari warga setelah diburu, dibawa kemari, dan perlu waktu sampai dilepasliarkan,” kata Sunandar.

Anak orangutan yang ditemukan rata-rata berusia satu tahun atau kurang. Kondisinya beragam, mulai dari yang sangat mengenaskan, seperti penuh luka hingga hanya trauma.

Bayi-bayi sitaan atau temuan itu diserahkan ke BOSF dan menjalani proses rehabilitasi lewat kegiatan sekolah orangutan untuk menjadi individu yang pintar hidup di alam liar.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com