Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Tanggapan Sekjen Kemenhub soal Kematian Peserta Diklat di Pasuruan

Kompas.com - 26/05/2016, 18:05 WIB
Andi Hartik

Penulis

PASURUAN, KOMPAS.com - Sekretaris Jenderal Kementerian Perhubungan RI Sugihardjo menyatakan bahwa kematian seorang peserta Pendidikan dan Pelatihan Pembangunan Karakter dan Kesemaptaan Aparatur Kementerian Perhubungan di Pusat Latihan Tempur (Puslatpur) Marinir, Grati, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, Kamis (26/5/2016), bukan karena kelelahan.

Menurut Sugihardjo, aktivitas fisik dalam diklat tersebut sudah dikurangi. Kegiatan peserta lebih banyak di dalam kelas.

(Baca Pegawai Kemenhub Meninggal saat Mengikuti Latihan Kesemaptaan)

"Kita sudah mengevaluasi dari program lama itu banyak di lapangan. Sebetulnya tidak berat, hanya karena cuacanya panas," katanya saat melihat kondisi korban di Kamar Mayat RSUD dr R Soedarsono Kota Pasuruan.

Ia menyatakan, meski 223 pegawai Kemenhub mengikuti diklat di markas marinir, kegiatan dalam diklat tersebut sudah disesuaikan dengan kemampuan peserta sebagai warga sipil. Dalam setiap kegiatan, selalu ada instruktur yang mendampingi para peserta.

Para instruktur itu selalu menanyakan kondisi para peserta. Ketika ada peserta yang tidak kuat, maka akan diminta istirahat atau dipisahkan dari peserta lain.

Menurut Sugihardjo, faktor cuaca sangat panas itulah yang dianggap berpengaruh terhadap kondisi para peserta.

"Ini bukan karena proses pelatihan yang berlebihan. Tapi karena faktor alamnya cuacanya yang sangat panas. Sehingga kita minta programnya lebih banyak di dalam kelas," jelasnya.

Ia menyebut, kematian Yohanes merupakan musibah. Apalagi saat dilakukan otopsi luar tidak di dapati tanda-tanda kekerasan fisik terhadap korban.

"Jadi ini suatu musibah. Sekali lagi, saya atas nama pribadi dan Sekjen Kementerian Perhubungan menyampaikan bela sungkawa yang sedalam-dalamnya kepada pihak keluarga," ujarnya.

Peserta diklat yang meninggal itu adalah Kepala Seksi Pelayanan Bandara Sentani Yohanes Susilo. Malam sebelum meninggal, ia mengikuti kegiatan jerit malam bersama para peserta lainnya. Korban sempat dibawa ke puskesmas setempat, namun jiwanya tidak tertolong.

Belum diketahui secara pasti penyebab kematian pria asal Kepuh Permai, Sidoarjo, Jawa Timur, itu. Korban mengikuti diklat itu sejak Senin (23/5/2016) kemarin bersama 223 peserta lainnya. Rencananya diklat akan berakhir pada Sabtu (28/5/2016) lusa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com