Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Bidan Kontrak di Pulau Batuwingkung yang Talangi Obat Pasien

Kompas.com - 05/05/2016, 08:37 WIB

Tim Redaksi

SANGIHE, KOMPAS.com - Siang itu, panas menyengat di Pulau Batuwingkung, sebuah desa di Kecamatan Tabukan Selatan, Kabupaten Kepulauan Sangihe, Sulawesi Utara.

Batuwingkung merupakan daerah yang dapat dicapai dengan menyeberangi lautan dari daratan Sangihe.

Di tengah terik Batuwingkung, seorang bidan, yakni Marisa Siagian (27), mengunjungi seorang anak kecil.

Bidan kontrak itu harus melewati jalan setapak naik turun sebelum sampai ke rumah pasien. Ia harus mendatangi rumah pasien karena kondisi pasiennya itu tidak memungkinkan untuk dibawa ke puskesmas pembantu.

"Bocah ini sudah beberapa hari panas tinggi," ujar Marisa sambil menyeka peluhnya, Rabu (4/5/2016).

Wanita itu lalu memeriksa pasien dan memberikan obat yang diperlukan. Usai menangani bocah itu, Marisa beranjak ke rumah warga lainnya.

Seorang wanita paruh baya telah menanti kunjungannya, mengharapkan pemeriksaan kesehatan dari bidanm lulusan Politeknik Kesehatan Manado itu.

Tak ada keluhan sedikit pun keluar dari mulut Marisa. Padahal, tak gampang hidup di Batuwingkung.

Sumber air bersih berkurang drastis setelah kemarau panjang melanda setahun lalu. Belum lagi jalur komunikasi yang sulit karena sinyal yang buruk.

"Saya tidak pemakan ikan, alergi. Di pulau ini banyak ikan karena umumnya mereka nelayan. Sementara sayur-sayuran dan buah jarang didapat. Tapi saya menyesuaikan dengan kondisi yang ada, termasuk tinggal sendiri di Pustu," ujar Marisa.

Kondisi serba terbatas di pulau, membuat banyak tenaga medis menolak bertugas di pulau-pulau.

Namun, tidak demikian bagi Marisa dan sejumlah tenaga medis lainnya. Meskipun berasal dari luar Sulut, Marisa ikhlas mengabdi di pulau-pulau.

"Saya dari Medan, dan banyak teman-teman dari luar Sulut juga tersebar di pulau-pulau. Bagi saya justru bertugas di sini dengan kondisi serba terbatas menjadi sebuah tantangan. Kami harus memaknainya sebagai pengabdian," kata Marisa.

Ia dan bidan-bidan lainnya tergabung dalam program PNPM Generasi Sehat dan Cerdas (GSC).

Program ini merupakan bagian dari integrasi Membangun Dari Pinggiran, yang digagas Jokowi ini, menempatkan mereka di daerah-daerah terpencil.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com