MEDAN, KOMPAS.com - Ratusan orang dari berbagai elemen mahasiswa mengatasnamakan Serikat Mahasiswa Indonesia (SMI) berunjuk rasa memperingati Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas), Senin (2/5/2016). Mereka membawa umbul-umbul, memblokade Jalan Jenderal Gatot Subroto Medan, lalu membakar ban, dan replika bola dunia (globe).
Mereka pun membentuk lingkaran. Satu persatu mereka berorasi, berteriak dan saling sahut. Menuntut semua persoalan di dunia pendidikan selesai dengan cepat. Menentang komersialisasi dan kapitalisasi dunia pendidikan.
"Dunia pendidikan kita saat ini telah menjadi komoditas bernilai jual tinggi. Cuma anak orang kaya yang bisa menikmati bangku kuliah. Parahnya lagi, pemberian beasiswa penuh KKN," teriak pimpinan aksi Muslim Alkholidi An Nur.
"Kami menolak kenaikan uang kuliah, menentang penindasan dan pembodohan dalam dunia pendidikan. Hentikan tindakan represif serta tindakan kekerasan kepada gerakan mahasiswa. Berikan kami kebebasan berpendapat, berekspresi dan berserikat di kampus," tambahnya lagi.
Mereka juga menolak Undang-Undang Perguruan Tinggi dan Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional. Serta menuntut dicabutnya Permendikbud Nomor 49 dan 55 tentang Sistem UKT dan pembatasan usia pendidikan.
Hujan deras tidak membuat para pengunjuk rasa bubar, mereka semakin bersemangat bersuara. Kemacetan arus lalu lintas tak terelakkan lagi. Jelang petang, massa akhirnya puas lalu membubarkan diri.