Uang Skripsi Digelapkan Staf Akademik, 24 Mahasiswa Lapor Polisi

MEULABOH, KOMPAS.com — Sebanyak 24 mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen Indonesia (STIMI) di Meulaboh, Kabupaten Aceh Barat, melapor kepada pihak kepolisian tentang kasus penggelapan uang sidang skripsi mereka oleh salah satu staf bagian akademik kampus.

Dari hasil laporan sementara yang diterima Satuan Reskrim Polres Aceh Barat, total kerugian yang dialami oleh dua puluh empat mahasiwa semester akhir itu mencapai Rp 66 juta.

"Kami menerima laporan dari mahasiswa hari Sabtu (30/4/2016) kemarin, sekarang sedang kami selidiki dan mintai keterangan dari pelapor," kata Hardy Meladi Kadir, Kasat Reskrim Polres Aceh Barat, Senin (2/5/2016).

Menurut Hardy, 24 mahasiswa yang diduga menjadi korban penggelapan uang sidang skripsi oleh Mardiyanti, staf akademik STIMI, terjadi pada akhir 2015 lalu saat mereka menyetorkan uang sidang skripsi dan konsumsi, masing-masing Rp 2,75 juta.

"Kejadiannya akhir tahun 2015. Dari bukti kuitansi, mahasiswa menyetor uang kepada Mardianti dengan rincian Rp 2,45 juta sebagai uang sidang skripsi, ditambah Rp 300.000 sebagai uang konsumsi saat sidang. Jadi, kerugian mahasiswa yang telah melapor mencapai Rp 66 juta," katanya.

Juwaini, salah satu mahasiswa korban penggelapan uang sidang skripsi, mengaku terpaksa melapor ke Polres Aceh Barat karena menilai, pihak kampus tak mau bertanggung jawab.

Saat mempertanyakan hal tersebut kepada pihak akademik, mahasiswa yang menjadi korban malah dimaki karena menyetor uang sidang skripsi kepada Mardiyanti yang merupakan staf bagian akademik STIMI.

"Sebelumnya, kami telah mempertanyakan kepada pihak kampus, tetapi tidak ada solusi. Kampus tidak mau bertanggung jawab, malah kami dibilang goblok," katanya.